PERALMUNI Gelar Kongres Nasional Ke X, Ini Pesan Yang Disampaikan Mengenai Kegiatan Ini

Palembang, newshanter.com – Ketua Umum Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) Pusat Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD.,KA menghadiri serta membuka secara langsung acara Kongres Nasional Ke X PERALMUNI yang mana pada kegiatan ini sendiri mengambil tema “Advancing allergy and immunology in post pandemi era” yang dipusatkan di ballroom Novotel Hotel Palembang, Jumat (2/6/2023).

Dikatakan Ketua Umum PERALMUNI Pusat Prof Dr dr Iris Rengganis, kita PERALMUNI itu terdiri dari berbagai multi disiplin ilmu, jadi dokter-dokternya dengan latar belakang yang berbeda tetapi mempunyai satu ke seminatan alergi dan imunology.

Mereka berasal dari seluruh Indonesia, jadi kita memang PERALMUNI jadi perwakilan dari seluruh pelosok Indonesia, dimana kalau saya sendiri dari Jakarta, pusat.

“Penyakit alergi imunologi semakin meningkat, jadi ada alergi dan imunology, kalau alergi seperti asma, eksim, dan lain-lain, kelihatannya sekarang makin banyak,” ujarnya.

Kemudian, apakah ini disebabkan oleh pola hidup, atau makanan itu bisa saja, terus imunology yang disebutkan tadi itu penyakit atau imun itu juga semakin meningkat. Jadi kalau kita lihat disini bahwa faktor pola hidup dan gaya hidup itu sangat mempengaruhi.

Untuk PERALMUNI kita sekarang sudah ada 17 cabang, di kota-kota besar, tetapi kota kecil juga ada. Karena kita di Jayapura belum ada, sama Maluku kita belum ada, penyebabnya adalah karena harus ada dokter-dokter yang ke seminatan.

“Saya sangat mendambakan sekali mungkin suatu saat nanti di Jayapura dan di Maluku siapa ya yang berminat menjadi ketua, disana masih banyak berfikir-fikir,” ungkapnya.

Dilanjutkannya, mungkin kalau kota-kota besar ada pendidikan, sekolah pendidikan yakni Fakultas Kedokteran Pendidikan, mungkin dari sana akan termotivasi. Untuk narasumbernya sendiri dari seluruh Indonesia terutama dari cabang, perwakilan cabang untuk pemerataan.

Dimana kita berada di bawah Ikatan Dokter Indonesia, sedangkan untuk sumber daya manusia masih belum banyak untuk dokter-dokter, kalau kita fikirkan dan bandingkan dengan dokter-dokter lainnya jauh lebih besar.

“Rata-rata yang terkena alergi ini bahkan dari bayi pun bisa, misalnya eksim, jadi sampai hari ini belum tau, mungkin karena faktor keturunan atau pola makan,” katanya.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang SDK Dinkes Provinsi Sumsel dr Icon Harizon, M.K.M, dimana kita dari Dinkes Provinsi Sumsel menyambut positif dari kegiatan itu, untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dari dokter penyakit dalam alergi imunology.

Peran mereka di rumah sakit sangat penting, terutama mungkin rumah sakit-rumah sakit type B atau type A yang memang mengakomodir keahlian sub spesialis itu. Kalau untuk SDM untuk alergi imunology jumlahnya mungkin untuk Sumsel masih kurang, belum cukup.

“Karena ada yang ada dan ada juga yang tidak ada untuk sub spesialis itu, kalau secara keseluruhan untuk di kabupaten/kota belum ada, sedangkan untuk dikota Palembang sudah ada,” imbuhnya.

Masih dilanjutkannya, alergi imunology itu penyakit bisa disebut kondisi dan bisa disebut penyakit, kondisi ketika belum menjadi penyakit. Misalnya dia faktor resiko riwayat keluarganya asma misalnya yang sudah ada.

Asma Itu kondisi orang tuanya belum menjadi penyakit, setelah terjadi serangan jadi penyakit, asma ada yang tidak bergejala, tapi tiba-tiba ada yang bergejala.

“Dimana cara mengatasi hindari-hindari alergen, jadi alergen-alergen yang bakal menimbulkan penyakit itu harus dihindari, tergantung dari orangnya berbeda-beda,” ucapnya.

Ditempat terpisah Dra Hj Letizia, jadi kegiatan ini adalah kegiatan Kongres Nasional ke X PERALMUNI, jadi sebenarnya mereka pertemuannya rutin dilaksanakan. Jadi tujuannya supaya dokter-dokter, mahasiswa, maupun yang dokter-dokter di bidang yang lain bisa bersama-sama mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang terbaru.

Kalau penyakit alergi imunology memang banyak dijumpai di masyarakat, kadang-kadang apalagi yang baru pertama terkena penyakit alergi, misalnya tidak tahan makanan laut, dan lainnya bisa menimbulkan alergi gatal-gatal diseluruh badannya.

“Ini yang harus ditanggulangi, dan dipahami bersama-sama, dan gunanya juga untuk membantu masyarakat untuk lebih mengenali masalah penyakit alergi” bebernya.

Ditambahkannya, kita juga ketahui bahwa di pelosok-pelosok ada tenaga medis maupun para medis, dengan adanya kegiatan ini dari seluruh Indonesia kumpul dari daerah-daerah bahkan untuk dokternya pun ada yang ikut disini.

Jadi mereka yang bertugas dikabupaten, didaerah yang jauh dari kota bisa langsung mensosialisasi kan ke masyarakat sekitarnya. Kalau untuk kota Palembang, namanya kota besar ya pasti mencukupi, cuma harus ditambah lagi ilmu pengetahuannya.

“Untuk masyarakat terutama di kota Palembang, jadi tetap harus kita mengkonsumsi makanan, karena tidak semua orang tahan dengan makanan-makanan, terutama makanan dari seafood, misalnya udang, dan sebagainya,” jelasnya.(ton)

Pos terkait