Kayuagung (OKI), newshanter.com – Warga RT 01 Lingkungan II Kelurahan Sukadana Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan komering Ilir (OKI) mengeluhkan keberadaan tanaman Eceng gondok yang hampir memenuhi setengah dari sungai Komering, tanaman air tersebut yang hampir memenuhi bantaran sungai sepanjang 1 kilometer hingga membentuk bak pulau kecil.
Dari pantauan newshanter.com di lokasi, eceng gondok tersebut merambat di sebuah pohon beringin yang berukuran besar yang diduga sengaja ditebang. Namun, patahan dari pohon beringin tersebut dibiarkan jatuh ke bantaran sungai Komering hingga memenuhi hampir setengah dari Sungai tersebut. Hal ini yang menyebabkan eceng gondok hingga sampah juga bertumpukan di area tersebut.
Diketahui, sungai Komering merupakan sarana masyarakat untuk menggantungkan kehidupan sehari-hari mereka dari mencuci hingga mencari ikan. Warga juga khawatir keberadaan eceng gondok dan sampah yang bertumpukan itu akan mengganggu populasi & habitat makhluk hidup di sungai tersebut.
“Awal mulanya ada mobil Crane yang sengaja menebang pohon beringin besar itu, tapi setelah ditebang kok dibiarkan seperti itu, seingat saya itu ketika bulan Ramadhan lalu artinya sekitar tiga bulan,”kata Hamid (54) warga Sukadana kepada Newshantercom di lokasi, Senin (24/07/2023).
Hamid mengatakan warga sekitar bantaran sungai Komering berharap kepada instansi yang berwenang untuk segera melakukan pembersihan eceng gondok ini. Sebenarnya warga sekitar sudah berusaha membersihkan dengan cara manual. Namun kalah cepat dengan bertumbuhnya eceng gondok.
“Dengan keberadaan tanaman enceng gondok ini warga merasa resah. Takut saat puncaknya musim penghujan debit airnya meluap” tambah Hamid.
Ditempat yang sama, Dedy Iskandar selaku Ketua RT 1, LK 2 Kelurahan Sukadana mengatakan keberadaan eceng gondok ini sudah tiga bulan yang lalu. Selain dikhawatirkan menjadi penyebab banjir, eceng gondok ini juga menimbulkan bau yang tidak sedap karena sampah kian hari kian bertumpuk.
“Hari ini dibawah tanaman itu ada airnya, namun apabila tidak ada airnya menimbulkan bau yang tidak sedap yang mengganggu warga di sekitar bantaran, tentu itu juga dikhawatirkan dapat merusak ekosistem sungai dan mengancam populasi Makhluk hidup didalamnya,” kata Dedy.
Menurut Dedy, eceng gondok ini sudah mengakar ke dasar sungai. Itu terbukti saat air naik dan berarus, tanaman tersebut tidak bergerak atau pindah lokasi. Pihaknya berharap agar sungai ini segera dilakukan normalisasi dengan menggunakan alat berat.
“Sudah pernah dilakukan pembersihan enceng gondok yang berada di sungai ini. Namun, pekerjaan itu tidak maksimal, akhirnya tanaman itu tumbuh kembali,” kata Dedy.
Dedy menjelaskan asal usal eceng gondok ini pihaknya tidak mengetahui. Awalnya tidak banyak seperti ini. Tapi belakangan ini pertumbuhannya luar biasa yang akhirnya memenuhi sungai. Kami mengharapkan Dinas terkait untuk segera melakukan normalisasi.
“Ini harus segera dilakukan normalisasi, karena sebentar lagi sudah memasuki musim penghujan. Dikhawatirkan sungai ini menjadi dangkal dan eceng gondok kian merambat dan mengakar, tentu cara efektif untuk pembersihannya harus menggunakan alat berat,” tandas Edy.(Eka)