Palembang. Newshanter.com.Pengelolaan transportasi Asian Games XVIII 2018 di Jakabaring Sport City (JSC) masih amburadul. Akibatnya puluhan wartawan maupun atlet harus menunggu angkutan.Hal ini dapat terjadi akibat kurangnya koordinasi antara Inasgoc dengan panitia daerah dalam mengatur jadwal dan penggunaan sarana transportasi.
Ironisnya, kurang rapihnya pengelolaan transportasi itu juga mengakibatkan banyaknya atlet terlambat datang ke venue maupun saat kembali ke wisma atlet untuk beristirahat usai pertandingan.Tak hanya atlet, masalah serupa juga dialami wartawan peliput Asian Games 2018.
Misalnya, kuli tinta peliput cabor dayung Jumat (24/08/2018) harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dari venue dayung hingga ke Main Press Center (MPC).Hal itu harus dilakukan karena MPC berada di luar venue Jakabaring Sportcity.
Muhammad, salah satu wartawan televisi nasional misalnya, menunggu transportasi jemputan media hingga dua jam di venue Dayung.
Tetapi karena tidak kunjung tiba, dia terpaksa harus berjalan menuju MPC.”Waduh untung kami media lokal, kalau terkena media asing negara bisa malu. Kami sudah berusaha mengontak bidang transportasi jawabanya hanya normatif,” ujar Muhammad.
Dari pantauan di depan Wisma atlet yang tidak jauh dari venue tenis, terlihat dua orang atlet Jepang harus mengalah dengan panita lokal dalam menggunakan alat transportasi mobil golf.
Sementara, seorang petugas pengamanan berusaha menyarankan panitia untuk mendahulukan atlet. Tapi, oknum panita tersebut tetap dengan santai menyerobot mobil golf.
Karena kesal dengan ulah oknum panitia tersebut, wartawan dan atlet, termasuk pengunjung Jakabaring Sportcity menyoraki oknum panitia tersebut.
“Ini bagaimana panitia seharusnya atlet yang didahulukan, kenapa lebih mementingkan kepentingan sendiri,” celetuk salah seorang wartawan kepada BolaSport.Com.
Aturan inasgoc Di Nilai Batasi Tugas Wartawan Liputan Asian Games
Sementara itu Peraturan Inasgoc melarang wartawan masuk menggunakan Roda dua ( motor ) membuat para awak media kesulitan mengejar berita untuk liputan ke venue-venue lainnya.
tidak adanya toleransi bagi wartawan yang ingin liputan asian games 2018, Membuat seluruh media lokal kesulitan untuk mengejar berita ke venue-venue.
hal ini di sampaikan adri wartawan mitrapol, Dirinya seperti di halang-halangi saat ingin masuk ke area Jakabaring Spory City (JSC) menggunakan sepeda motor, Jum’at siang (24/8/2018 ).
” Saya sangat kesulitan untuk meliput ke venue-venue lainnya, Dikarnakan pihak Inasgoc melarang wartawan untuk masuk menggunakan Roda dua untuk mengejar berita, Kami di suruh untuk masuk menggunakan bus yang sudah di sediakan oleh inasgoc, Dan kalau saya mau ke venue lain harus menunggu lama mobil golf untuk menjemput, Karna sifat mobil tersebut tidak standby di tempat venue, Dan saya harus menunggu hingga ber jam-jam” keluh Adri.
“menurut UUD Pers NO 40 thn 1999 pasal 18 ayat 1,2&3 tentang tugas jurnalis untuk liputan yang isinya ” Barang Siapa yang menghalang halangi dan menghambat tugas jurnalistik akan di kenakan sangsi hukuman dua tahun kurungan atau denda paling banyak 500.000.000,- juta.hal ini sangat jelas kalau inasgoc sudah menghalangi tugas jurnalistik.
Hal yang sama juga di keluhkan Yudi wartawan sumatranews.com Dirinya mengatakan, Bahwa wartawan lokal tidak boleh lagi mengambil foto atlit secara langsung, Hal ini ia katakan kalau pembatasan ini adalah peraturan dari pihak inasgoc.
” Dirinya sangat menyayangkan dari pihak inasgoc yang tidak memperbolehkan wartawan mengambil fhoto atlit secara langsung, Kalau begini caranya bagaimana kami untuk mengirim berita ke redaksi kalau tidak ada fhotonya,” Ujar Yudi.
Dudin dari Brita-Brita mengaku kalau dirinya ingin balik ke MPC namun karna tidak ada mobil yang datang, bahkan ia menunggu sampai dua jam lamanya membuat seluruh awak media di lokasi memutuskan untuk berjalan kaki, akibatnya banyak wartawan yang mengeluhkan sakit kepala karna berjalan terlalu jauh dan berpanas.
“Saya sangat menyayangkan peraturan inasgoc yang sangat menyusahkan kami untuk liputan asian games, kalau memang tidak di bolehkan kami masuk bawak kendaraan sendiri mestinya pihak inasgoc harus total mempersiapkan transportasi untuk ke venue-venue jangan seperti sekarang ini kami di telantarkan hingga ber jam-jam”kata Dudin
Sementara Sugiono penonton dari jawa barat saat di wawancarai mengaku kalau dirinya sangat kecewa atas semrawutnya transportasi di JSC
“ Kami ini penonton dari Jawa Barat Mas, kami menunggu kendaraan di sini sudah hampir dua jam. Ini kan pesta olahraga terbesar di Asia. Katanya menghabiskan uang yang tidak sedikit, fasilitasnya cukup. La kok ini malah seperti ini. Kami tadi harus bolak-balik berjalan kaki, karena kata supir salah satu mobil yang mirip kendaraan untuk golf bilang harus menunggu di fullnya, terus harus bilang sama kepala tim disana. Nyatanya seperti lempar tanggung jawab semua ini orang-orang,” ujar Sugiono menyesalkan.
Zainal Piliang wartawan senior, yang juga turun meliput Asian Games 2018, mengatakan pengalaman meliput Asian Games 2018 ada pengalaman yang menyedihkan bagi wartawan terutama wartawan media lokal dan media kecil,
“Yaa penghalaman ini sejarah bagi kita, dari berapa even olah terbesar di gelar di Palembang seperti Asean Game,, Pengalaman Asian games 2018 sangat memperihatikan bagi wartawan media lokal, Tapi kita masih bisa bersyukur masih bisa meliput maski disana sini dibatasi “kilah Pemred News Hunter ini.(TIM-NHO