SUSEL.Newshanter.com, Seorang Guru SMKN 2 Makassar, Dasrul (52) menjadi bulan-bulanan orangtua siswanya. Akibat penganiyaaan bapak guru yang berasal dari minang ini mengalami luka memar dibagian mukanya dan bajunya dipenuhi percikan darah yang mencucur dari hidungnya. Kini kasus tersebut telah ditangani pihak kepolosian setempat.Peristiwa penganiyaan tersebut terjadi Rabu (10/8/2016)
Menurut informasi yang dihimpun Rakyatku.com, kejadian ini berawal saat siswa atas nama Muh Alif tidak mengerjakan tugas. Dahrul pun menegur, tidak terima dengan baik, Alif langsung melaporkan insiden itu ke Orangtuanya.
Ayah korban yang diketahui bernama Adnan Achmad langsung mendatangi sekolah dan memukul Dasrul. Akibatnya, guru tersebut mengalami luka robek di bagian hidung dan pelipis kiri, sehingga memancing siswa sekolah tersebut mengkeroyok pelaku.
Panit 2 Polsek Tamalate Ipda Sugiman, ketika dihubungi wartawan membenarkan kejadian tersebut. Menurut dia, saat ini korban sementara diperiksa guna mencari bukti-bukti pada kasus itu.”Sudah masuk laporan dan diminta keterangan olah penyidik,” kata Ipda Sugiman
Kapolsek Tamalate, Kompol Asiz Yunus mengatakan, kejadian ini berawal saat terjadinya kesalahanpahaman antar kedua belah pihak.”Orangtuanya datang dengan keadaan emosi. Sehingga terjadilah penganiayaan di lingkungan SMKN 2 Makassar,” kata Yunus di kantornya.
Beruntung, anggota Polsek Tamalate yang tidak jauh dari lokasi langsung mendatangi sekolah dan mengevakuasi pelaku dari siswa yang akan melakukan pemukulan.”Tadi kondisi di sekolah panas. Siswa-siswi sudah mau menyerang. Beruntung anggota cepat datang,” tambahnya.
Sedangkan Pengakuan Dasrul di kantor polisi, penganiayaan itu bermula saat MA tak membawa perlengkapan gambar.”jadi saya tegur dan tepuk bahunya (MA). Tapi dia langsung telepon orang tuanya,” kata Dasrul.
Sebelum MA keluar menghubungi orangtuanya, siswa itu sempat membentak Dasrul bahkan mengeluarkan kata-kata kotor. MA Kemudian meninggalkan kelas sambil menendang pintu..Tipi saya tidak terlalu respon, banyak saksi yang tadi lihat, bisa tanya teman-temannya,” ucap Dasrul sambil menahan darah yang bercucuran dari hidungnya.
Ia pun tidak menyangka, MA masih membawa ponsel secara diam-diam ke sekolah. Padahal, sesuai aturan yang ada di SMKN 2 Makassar, tidak diperbolehkan satupun siswa yang membawa alat komunikasi (HP).
Ketua PGRI Susel Kecam Pemukulan tersebut
Sementara itu Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulsel Prof Wasir Thalib, geram dengan kasus pemukulan yang menimpa Dasrul, guru SKMN 2 Makassar, Rabu (10/8/2016).Dasrul dipukuli di sekolah tempat ia mengajar. Pelakunya adalah Adnan Achmad, orang tua MA, siswa yang menimba ilmu di sekolah tersebut. Persoalannya, Adnan tak terima anaknya ditegur Dasrul karena berbicara kotor. Wasir bahkan menyebut, tindakan orang tua siswa itu sadis. Dipuli sampai bersimbah darah, wasir menilai Dasrul tak layak diperlakukan seperti itu.
“Sadis sekali. (Dipukuli) seperti pencuri. Padahal dia itu guru. Apakah sekarang guru sudah tidak dinilai?” tukas Wasir yanb mengikuti kasus pemukulan ini dari berita yang tersebar luas di dunia maya.Wasir pun dengan tegas mendesak agar pelaku dijebloskan ke penjara. “Ini harus diproses. Kalau nda, tidak ada efek jera. Saya pikir insiden ini menjadi hikmah dan pelajaran yang sangat tinggi,” ucapnya.
Wasir manambahkan, Indonesia yang merupakan negara hukum, tentu tak boleh mendiamkan kasus ini. “Kalau memang jadi tersangka ya harus ditahan. Kalau tidak juga jangan dipaksakan. Tapi ini kan orangnya juga sudah jelas, begitupun dengan perbuatannya jadi layak untuk jadi tersangka,” pungkasnya.
Dasrul guru yang baik bicaranya halus
Terjadi penganiayaan terhadap guru DAsrul,Simpati mengalir di jejaring sosial, Facebook dan kolom komentar pemberitaan Rakyatku berjudul ‘Tegur Siswanya, Guru SMK 2 Makassar Disikat Orangtua Murid’.Salah satunya Mardin Rimakka, alumnus SMK Negeri 2 Makassar yang mengaku mantan siswa Dasrul. Dikatakan, Dasrul adalah guru yang baik.”Saya alumni Stemsa. Pak dasrul guruku orang baik. Saya kenal baik. Pikirkan. Kurang ajar siswanya,” tulis Mardin Rimakka.
Setali tiga uang turut disampaikan Addina Fadhilah Raju. Selain baik, kata dia, Dasrul sopan dalam berbicara.
“Saya dulu murid Pak Dasrul. Orangnya baik. Bicaranya saja halus dan lembut. Kalau memang Pak Dasrul sudah sampe marah, berarti siswanya yang sudah terlewat keterlaluan nakalnya.
Siswa sudah tau kalau SMK teknik dididik untuk bisa langsung kerja. Makanya harus disiplin kerja tugas. Kalo tidak sanggup jangan sekolah disitu.. Cari sekolah yang tidak ada tugasnya, itu pun kalo ada. Kalau tidak ada, bikin skolah sendiri,” tulis Addina Fadhilah Raju.
Sedangkan Pihak SMKN 2 Makassar menyiapkan sanksi bagi Alif, murid yang diduga mengeluarkan kata-kata kotor terhadap Dasrul, salah satu guru di sekolah tersebut.
“Kami sudah menyiapkan sanksi tegas kepada siswa yang membuat keonaran di dalam lingkungan sekolah. Namun, tentu kedepannya kita lihat proses hukumnya seperti apa. Pasti ada saksi karena kan ada tata tertib di sekolah. Ada kategori-kategori tertentu,” kata kepala SMK 2 Chaidir Madja.
Namun sebelum mengeluarkan sanksi tersebut, Chaidir menjelaskan, pihaknya akan melakukan pertemuan dengan seluruh guru yang berada di SMKN 2 Makassar.”Saya belum tahu, tapi ada. Nanti kita rapatkan dulu dengan guru-guru. Karena disini bukan kepala sekolah yang memiliki kewenangan. Ada hak yang dimiliki guru,” jelasnya.
Sementara itu, Chaidir juga sangat menyayangkan sikap yang dilakukan orang tua Alif. Sebab tanpa ada ijin dan pemberitahuan, Adnan langsung masuk ke dalam sekolah dan langsung melakukan pemukulan.(bb/net)






