Soal PKI, Menteri Yasonna Sebut Kivlan Zein Ngarang

Menkumham Yasonna Laoly (ketiga kanan) menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan dengan pimpinan MPR membahas sosialisasi empat pilar demokrasi di Jakarta, Kamis (12/3). Sosialisasi empat pilar demokrasi akan dilakukan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM kemudian akan dilanjutkan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) untuk warga binaan. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

JAKARTA -Newshanter.com,= Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly enggan menanggapi pernyataan Mayjend TNI (Purn) Kivlan Zein yang menyebut bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) bangkit kembali.”Ngarang itu. Tidak perlu ditanggapi yang seperti itu,” ujarnya saat ditemui dalam acara peringatan Hari Lahir Pancasila di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/6/2016).

Yasonna juga mengatakan jika Kivlan menyebut sudah ada 15 juta pendukung PKI di Indonesia agar segera diserahkan data tersebut kepada pemerintah dan akan ditindaklanjuti.

Bacaan Lainnya

“Ya mana datanya? Kasih sini ke pemerintah,” tambahnya. “Sudahlah, enggak usah ditanggapi itu. Ngarang ceritanya,” kata dia Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2016).

‪Menurutnya PKI adalah sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Dia meminta jangan diungkit-ungkit lagi.“Sudahlah jangan ditakut-takuti. Tetap waspada, tetapi jangan diciptakan ketakutan-ketakutan baru,” katanya.

Ketika disinggung jumlah PKI yang mencapai 15 juta, Yasonna meminta data pasti terkait hal tersebut. “Dari mana datanya? Kasih saja ke

Sebelumnya, Mayjend TNI (Purn) Kivlan Zein mengatakan bahwa sudah dua minggu yang lalu, berdiri sebuah partai yang menamakan diri sebagai Partai Komunis Indonesia (PKI).Menurut Kivlan, dia sudah tidak lagi terkejut karena PKI saat ini sudah mulai bangkit dari kuburnya.
“Dua minggu lalu Partai Komunis Indonesia sudah berdiri. Pimpinannya namanya Wahyu Setiaji. Cari itu orang,” ungkapnya saat ditemui di Balai Kartini, Jakarta, Rabu (1/6/2016).Dia menjelaskan bahwa partai tersebut sudah memiliki struktur hingga tingkat daerah dan desa. Serta bermarkas di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Hal itu, lanjutnya merupakan perwujudan dari DN Aidit yang menginginkan adanya PKI untuk hidup kembali, ketika negara dirasa cukup aman bagi PKI “DN Aidit 29 September 1965 bilang tarik senjata dan kita akan kembali lagi kalau kita sudah kuat,” katanya.(OKZ)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *