SISCA 2015 di Kota Sawahlunto di Sasikan Ribuan Penonton, Pecahkan MURI

songket silungkang2songket silungkangSumbar.Newshanter.comm- – Songket Silungkang yang berasal dari Kota Sawahlunto, Sumatera Barat sudah terkenal di tingkat nasional. Produk tekstil warisan budaya Ranah Minang ini, dikenal dengan keindahan motif dan filosofi budaya yang terkandung di dalamnya. Dari kerajinan songket inilah perekonomian masyarakat lokal terus bertumbuh dengan lebih baik. Keindahan Songket Silungkang telah mampu menarik perhatian wisatawan domestik bahkan mancanegara.

Keindahan motif pada Songket Silungkang mampu mengangkat citra Indonesia di tingkat internasional khususnya dalam industri fesyen. Diharapkan daerah Silungkang dapat menjadi sumber inspirasi dan kreasi bagi para desainer dan pelaku industri kreatif di Indonesia. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) IKM Kementerian Perindustrian, Euis Saedah, ketika membuka Silungkang International Songket Carnival (SISCA) 2015 di Kota Sawahlunto Sumbar, JUmat (28/08/2015) lalu.

Dikatakanya Pemanfaatan kekayaan budaya lokal, seperti songket, dalam industri fesyen akan mengangkat nama Indonesia karena keunikan dan keunggulannya. Songket merupakan produk tekstil yang telah dikenal sebagai warisan budaya, yang dikenal bukan hanya karena keindahan kilau benang emas dalam berbagai motif yang unik saja, melainkan juga karena fungsi sosialnya sebagai alat kelengkapan kostum tradisional.

“Saya berharap Silungkang dapat terus menjadi inspirasi, tak hanya menjadi objek budaya, tetapi juga dapat menjadi sumber kreasi terutama bagi para desainer dan pelaku industri kreatif,” ujar Euis .

Menurut Euis, Songket merupakan produk tekstil yang telah dikenal sebagai warisan budaya, yang dikenal bukan hanya karena keindahan kilau benang emas dalam berbagai motif yang unik saja, melainkan juga karena fungsi sosialnya sebagai alat kelengkapan kostum tradisional. Salah satu jenis songket yang memiliki sejarah panjang adalah Songket Silungkang dari Sumatera Barat.

Sesuai dengan tema Songket Silungkang sebagai warisan budaya, Kota Sawahlunto menyelenggarakan Sawahlunto International Songket Carnival pada tanggal 28 – 30 Agustus 2015. Sawahlunto International Songket Carnival merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan di Kota Sawahlunto.

Pada hari pertama, kegiatan tersebut diisi dengan agenda Pawai Budaya yang menampilkan berbagai kreasi busana berbahan songket yang dilakukan oleh kelompok masyarakat, organisasi sosial, dinas instansi pemerintah, BUMN, sekolah dan sebagainya serta melibatkan desainer-desainer lokal.

Selanjutnya, pada hari kedua diselenggarakan Konferensi Songket yang akan mengulas songket sebagai aset budaya dan pengembangannya dengan peserta yang terdiri dari perajin songket, peserta pameran songket, praktisi budaya, desainer, serta pemerhati Silungkang.

Karnival dikuti 17 ribu pengguna songket Silungkang ikuti International Songket Carnaval (SISCa) di Sawahlunto, Karnaval ini diprediksi akan memecahkan rekor MURI di sasikan ribuan masyarakat Sawahlunto.Karnaval dimulai dari Museum Kereta Api dan finish di Museum Gudang Ransum. Rute yang akan dilalui berjarak 2 kilometer, dengan berjalan kaki.

“Iven ini bisa mengangkat kerajinan tradisional songket Silungkang Sawahlunto ke kancah internasional, sebagai warisan dunia,” ujar Walikota Sawahlunto Ali Yusuf. Menurut Ali Yusuf, promosi kerajinan tenun songket Silungkang Sawahlunto ini, merupakan langkah dalam mengulang sejarah tenun songket yang pernah dikenal dunia, di awal abad 20 lalu.

Dimana kala itu, di tahun 1910 tenun songket Silungkang dipromosikan dalam pameran pekan raya ekonomi, yang digelar di Brussel ibukota Belgia. Yang mendemonstrasikan cara bertenun, melalui Ande Baensah dari Kampung Melayu Silungkang.Waktu itu, hanya dua daerah penghasil songket dari Indonesia yang ikut dalam pekan raya ekonomi tersebut, yakni Silungkang dan Bali. Tentu saja, nama tenun songket Silungkang telah berkibar di gelanggang internasional kala itu.

“Saat ini, kita hanya mengulang kembali. Mempromosikan kerajinan tenun songket Silungkang, yang telah mendunia pada satu abad silam,” terang Ali Yusuf didampingi Wakil Walikota Ismed.(Ant/NHO)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *