Jakarta.Newshanter.com, Sepuluh terpidana mati, dipastikan segera dilakukan eksekusi dalam waktu tiga hari ke depan, menyusul telah dipenuhi semua permintaan terkahir para terpidana, yang kini diisolasi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Besi, Batu dan Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.Dengan demikian ancaman dan penolakan dari Sekjen PBB Ban Ki-moon, Presiden Perancis Francois Hollande, Presiden Brasil Dilma Rouseff dan Perdana Menteri Australia ditolak.
“Sudah baik, hari ini sudah selesai semua,” tegas Kapuspenkum Kejaksaan Agung Tony Tribagus Spontana menjawab pertanyaan Pos Kota soal permintaan terakhir ke-10 terpidana mati, di Jakarta, Mingg (26/04/2015).
Bahkan, lanjut Tony, “tempat dimana (para terpidana) akan dimakamkan jenasahnya, serta tim eksekutor dari Kejaksaan Tinggi Bali, Kejati Yogyakarta, Kejati Jawa Tengah, Kejati Banten dan Kejati DKI telah disiapkan.”Sesuai dengan ketentuan perundangan, tiga hari setelah permintaan terakhir, maka eksekusi dihadapan regu tembak dari Resmob Polri akan dilakukan.
Namun begitu, dia enggan menyebutkan kepastian hari dan waktu pelaksaan eksekusi. Dengan alasan, masih menunggu putusan Mahkamah Agung (MA) soal permohonan peninjauan kembali (PK) terpidana mati asal Palembang Zaenal Abidin.
“Kepastian waktunya, nanti akan disampaikan oleh Jaksa Agung HM Prasetyo. Sabar saja. Kita akan transparan dan memberitahukan, jika memang sudah waktunya untuk pelaksanaan eksekusi.
Selain itu, informasi dari MA bahwa permohonan putusan PK, yang diajukan oleh terpidana narkoba Zaenal Abidin, (Senin 27/04/2015) sudah akan diputus.Sebelum ini, Sekjen PBB sempat mengeluhkan eksekusi mati. Presiden Perancis Francois Hollande ancam akan menarik duta besar serta ancaman hubungan kedua negara.
Sedangkan Australia berencana mengungkap sadapan Presiden. Dilma Rouseff bahkan jauh-jauh hari menarik duta besarnya dan menolak surat-surat kepercayaan penuh duta besar Indonesia, yang akan ditempatkan di Brasil.
BERDATANGAN
Sesuai dengan permintaan trakhir para terpidana, satu per-satu keluarga terpidana yang disertai pengacara dan perwakilan kedutaan besar negara sahabat di Indonesia, sudah berdatangan ke Lapas Besi dan Batu, sejak Sabtu hingga Minggu (26/4).
Mulai keluarga dari Mary Jane Fiesta Veloso dari Philipina, dua Anggota Bali Nine Andrew Chan dan Myuran Sukumaran serta Roberto Gularte (Brasil), Serge Areski Atloui (Perancis) dan Zainal Abidin (Palembang).
Keluarga duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, berkunjung ke Nusakambangan, Mary bersama Andrew, Myuran serta Raheem Agbaje Salami (Nigeria) diisolasi di Lapas Besi. Enam terpidana mati lain diisolasi di Lapas Besi, yakni
Zainal Abidin, Serge Areski Atlaoui, Rodrigo Gularte, dan Okwudili Oyatanze (Nigeria). Sedangkan, Martin Anderson (Ghana) dan Silvester Obiekwe Nwaolise (Nigeria) di Lapas Batu, Nusakambangan.
Adik Zainal ke Nusakambangan
Sementara itu keluarga ZAinal di Palembang, mengetahui kabar semakin dekatnya pelaksanaan eksekusi mati untuk Zainal Abidin, Iwan yang merupakan adik kandung Zainal sudah berangkat ke Nusakambangan sejak Minggu (26/4/2015) pagi. Iwan pergi tanpa membawa sepatah kata amanat dari anggota keluarga Zainal yang lain.
Hal tersebut dikatakan oleh kerabat Zainal yang ditunjuk pihak keluarga untuk menjadi juru bicara, Sadli. Dikatakanya, Iwan berangkat dari provinsi yang ada di Pulau Jawa untuk mendatangi Zainal yang berada di Nusakambangan Cilacap.
“Sesuai permintaan jaksa selaku eksekutor yang menginginkan adanya keluarga dari terpidana mati untuk datang menjelang pelaksanaan eksekusi. Maka, setelah rembukan antar keluarga, Iwanlah yang berangkat,” kata Sadli, saat dihubungi melalui ponselnya Minggu (26/4/2015) sore.(PK/NHO)






