Bukittinggi, News Hanter.com- Selama Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Bukittinggi aktivitas banyak yang terganggu baik yang berkaitan dengan pariwisata seperti perhotelan, restoran, usaha mikro menengan (UMKM), dan lainnya dan di saat PPKM sudah melandai diharap usaha tersebut kembali bergerak
Kendati Objek wisata sudah mulai di buka kembali, namun dalam memjalani aktifitas sehari-hari aturan protokol kesehatan tetap di laksanankan, berikut 6 tempat wisata yang patut dikunjungi di era new normal yang telah dirangkum awak media, Selasa(21/12/21). Perlu dicatat bahwa sebelum berlibur, pastikan kondisimu dalam keadaan sehat, serta patuhi seluruh protokol kesehatan yang berlaku di sana agar tidak terpapar virus corona (Covid-19).
berikut lokasi wisata yang ada di Bukittinggi, pertama, Jam Gadang, menurut beberapa catatan sejarah, dibangun pada 1926 setelah Ratu Belanda memberi mesin jam ini kepada Sekretaris Kota Bukittinggi pada saat itu, Rook Maker. Pembangunannya dilakukan oleh dua orang arsitek setempat, Yazin dan Sutan Gigi Ameh, dengan menghabiskan dana 3.000 Gulden. Jika ingin mengetahui sejarahnya lebih lanjut, pastikan Jam Gadang masuk dalam daftar tempat wisata yang dikunjungi, Kedua Ngarai Sianok terletak di perbatasan Kota Bukittinggi, Kecamatan IV Koto, dan Kabupaten Agam. Lembah cantik ini mungkin akan mengingatkanmu pada film Lord of the Rings. Diapot oleh dua tebing tinggi yang mencapai 200 meter yang dihiasi oleh pepohonan dan rerumputan, menempuh jalur sepanjang 15 km tidak akan terasa bosan., ketiga Jenjang 1000, Jika Negeri Panda punya Tembok Besar China, maka Bukittinggi punya Jenjang Koto, juga dikenal sebagai Jenjang 1.000. Tempat wisata alam tersebut memiliki jalur berliku yang menelusuri celah-celah tebing. Biasanya, Jenjang Koto digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengambil air ke lembang Ngarai Sianok, ke empat Tabiang Takuruang Terletak tidak jauh dari Ngarai Sianok, tepatnya di Jalan Panorama, Bukit Canggang Kayu Ramang adalah Tabiang Takuruang yang berarti “tebing yang terkurung”.
Pemberian nama tersebut karena Tabiang Takuruang dikelilingi oleh tebing dan perbukitan. Meski begitu, keindahan alamnya tidak berkurang, kelima Benteng Fort de Kock didirikan pada 1825 oleh Kapten Bauer di Bukit Jirek Negeri. Sisa-sisa benteng tersebut masih berdiri hingga kin, dan yang ke enam Taman Margasatwan dan Budaya Kinantan, juga dikenal sebagai Kebun Binatang Bukit Tinggi, terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Kebun binatang tersebut merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia, dan satu-satunya di Sumatera Barat. Usai berkunjung dari Benteng Fort de Kock, kamu bisa berjalan kaki menuju kebun binatang karena jaraknya cukup dekat. Di sana, mereka tidak hanya memiliki satwa namun juga museum. Beberapa di antaranya adalah Museum Zoologi, Museum Rumah Adat Baanjuang, dan akuarium yang bentuk bangunannya menyerupai ikan(M)