Agam. Newshanter.com.Jelang Ramadhan Nagari Kototuo Kecamata IV koto, Kabupaten Agam Sumbar, setiap jelang bulan ramadhan ramai dikunjungi penziarah yang berziazah kemkam Inyiak Syak Tuangku Aluma yang terletak diJorong Galudua Nagari Kotouo sekitar 7 Km dari Kota Bukittinggi.
Dari pantauan wartawan Newshanter Minggu (22/08/2018) ratusan penzirah berdatangan dari berbagai daerah di Sumbar, bukan saja dari Sumbar juga dari Riau, Jambi, Bengkulu dan lainnya. Sehingga JalanBukitttingi-Maninjau tempatnya di kam 7 terjadi kemacetan panjang. Bahkah terlihat pukuluhan mobil pakir di jalan Kototuo menuju Koto Gadang.Dengan ramainya penziarah ke Nagari Kototuo ini tentu merupakan kebanggaan bagi masyarakat kototuo Iv Koto, Kabupaten Agam.
Santi Ismail cucu dari Inyiak Syeck Tuangku Aluma ketika dihubungi News Hunter, Senin (23/04/2018) mengatakan biasa penziarah ramai berdatangan peretegahan bulan Raja.hingga akhir bulan Rajab.. tauawal Bulan ramadhan, “Mimggu (22/04/2018),kemarin termasuk puncaknya kemudian akhir bulan Rajab,” pungkas putri dari Tuangku Ismail..
Inyiak Syek Angku, Aluma Tarikat Syathariyah di DarekSiapa Inyiak Syeh Tuanku Aluma, seperti dikutip dari tulisan al-Faqir Apria Putra, Beliau ialah seorang ulama Tarikat Syathariyah di Darek yang mempunyai pengaruh besar, hingga disebut ketika Ulakan tidak lagi menampakkan pengaruh, nyaris Koto Tuo (dalam hal ini Surau Angku Aluma ini)menyaingi posisi Ulakan, bahkan merebut pengaruh Ulakan dikalangan pengikut Syathariyah.
Dari segi jaringan intelektual, Angku Aluma mempunyai koneksi yang istimewa dibandingkan dengan ulama-ulama Syathariyah lainnya. Ulama-ulama Syathariyah lainnya umumnya menyandarkan silsilah Tarikat Syathariyahnya hanya kepada Syekh Burhanuddin Ulakan Semata, namun Angku Aluma disamping kepada Syekh Burhanuddin, juga menurut garis silsilah lainnya yaitu kepada Syekh Muhammad Saman Aceh (sama-sama berguru kepada Syekh Burhanuddin Ulakan) melalui gurunya Syekh Angku Sutan Koto Tuo, hal mana Angku Sutan mempunyai hubungan yang erat dengan tokoh terkemuka Paderi Tuanku KotoTuo.
Dalam sanad sisilah yang terdapat di Kiambang (cabang Syathariyah Koto Tuo), ilmu Tarekat yang dikembangkan oleh Angku Aluma lebih ditekankan kepada gurunya yang tersohor Syekh Tuanku Uwai Limopuluah.
Sedangkan di Surau Angku Aluma, sebagai halnya Surau Uwai juga mengajarkan keilmuan Islam lewat kitab-kitab klasik, manuskrip, sebahagiannya menggunakan kitab yang sudah dicetak, yang diistilahkan dengan kitab kuning. Bentuk pengajiannya masih model lama yaitu sistem halaqah.
Disamping itu, sebagaimana gurunya Tuanku Limopuluah, Syekh Aluma juga terdapat menggubah Sya’ir-sya’ir yang menguraikan pengajian Tubuh. Diantaranya berjudul “Sya’ir Ma’rifat”, kutipan isinya ialah:
Tuhanku tanzih shifatnya muhith
menjadikan hambanya shalih dan ‘abid
mengarangkan ma’rifah ‘ilmu tauhid
dalil memandang supaya qarib
duduklah faqir bersenang-sengan
masa tengah hari orang pun lengang
di hari fikiran tempat berpegang
supaya terus jalan memandang
sya’ir ma’rifat tuan dengarkan
setengahnya jawi hamba ‘uraikan
siapa yang tahu tuan fahamkan
beribu makna ada di dalam
satu sya’ir hendak dikarang
jalan ma’rifat supaya terang
jangan sesat tempat berpegang
dunia akhirat jangan tergamang
……………
Pandang muntahi bukan melangkah
Hanyalah adam sempurna fanah
Dari pada mengingati sudahlah lengah
Tiada sana kenal mengenal[lah]
Patutlah ia bernama qadim
Halus dan kasar sudahlah licin
Dihadirat Allah hanya bermain
Apa kehendak sudahlah amin
Jalan syari’at sebelum terang
Diam disana jadi belarang
Tidak siapa tempat berpegang
Hanyalah amal tempat menompang
Maqam ma’rifat bukanlah begitu
Hanyalah wahid jamaknya satu
Zhahir dan batin pandangnya satu
Tiada berlarang diam disitu
Orang syari’at sebelum karam
Dimana boleh disitu diam
Fariq-nya jauh bertukar jalan [m]
Sauh tempat berlain diam
Diantara murid-murid Inyiak Seik Aluma yang berkiprah sebagai jargon Tarikat Syatariyah, Tuanku Angku Isma’il.Beliau ialah anak kandung dari Tuanku Aluma. Angku Isma’il ini telah menggerakkanpendidikan di kalangan Syathariyah dengan bentuk Madrasah, sebuah inovasi yang belum dikenalsebelumnya. Yaitu dengan mendirikan Madrasah Ibtida’iyah dan Madrasah Tsanawiyah Syathariyah di Bancah Laweh Padang Panjang. Selain itu dia telah memperkokoh posisi Koto Tuo sebagai sentra Syathariyah setelah Ulakan.Tuanku Ismail meningal dunia di tahun 1994, diteruskan oleh anak beliau Tuanku Ismet hingga kini.
Tulisan Arab Melayu, tersebar dalam bentuk kopian.
Sedangkan murit Inyiak Amgkuluma lianya ialah, Syekh Angku Isma’il Kiambang (1901-1965) Beliau merupakan salah satu murid Syekh Aluma yang mempunyai pengaruh Signifikan di Pariaman.Beliau belajar selama 8 tahun di Surau Angku Aluma, dengan 4 tahun dari keseluruhan masa itu diabelajar Tasawwuf, dalam artian Tarikat Syathariyah.
Ajaran-ajaran yang diuraikan Syekh Isma’il ini dapat kita simak dari salinan pengajian yangditulis muridnya Buya Khatib Yusuf, disalin dalam bentuk tulisan latin, dari tulisan Arab Melayu,kemudian buku ini tersebar dalam bentuk kopian.( berbagai Sumber/ Zainal Piliang)