foto.Reuters/Philippe Wojazer

Kisah Saksi Mata dalam Penyanderaan di Gedung Konser Paris

PARIS.Newshanter.com, — “Seperti mandi darah”, kata Julien Pearce.

Reporter radio itu sedang berada di Bataclan, gedung konser dan teater di Paris, pada Jumat (13/11) malam, menyaksikan penampilan sebuah band rock asal Amerika Serikat.Pertunjukan sudah berlangsung hampir satu jam dan baru akan selesai ketika pria-pria bersenjata menyerbu tempat itu, kata Pearce kepada CNN.

“Orang-orang berteriak,” kisahnya. “Berlangsung sekitar 10 menit. Sepuluh menit yang mengerikan di mana semua orang di lantai menutupi kepala mereka.” Di satu titik, pihak berwenang mengatakan para sandera ditahan di gedung itu sebelum pasukan khusus polisi Perancis tiba di lokasi.Dua pelaku penyerangan tewas, menurut Patrick Klugman, dari Serikat Kepolisian Perancis.

Dari 153 korban yang dinyatakan tewas hingga Sabtu (14/11/2015) pagi, 112 tewas di Bataclan, kata Kementerian Dalam Negeri Perancis.Lebih dari 40 orang terbunuh dalam serangan lain di Paris, dan Saint-Denis. (Ikuti Perkembangannya di Fokus: Paris Diserbu)

Setelah polisi masuk ke Bataclan, suara ledakan dan tembakan terdengar dari luar gedung.Pihak keamanan berhasil membawa 100 tawanan, beberapa diantaranya terlihat terluka.

Sementara itu, belum jelas bagaimana kondisi personel band Eagles of Death Metal yang sedang tampil ketika serangan terjadi.Bataclan sendiri adalah gedung yang berkapasitas 1.500 orang.

Menembak kami seperti burung

Pearce mengatakan ia dekat dengan panggung ketika peristiwa nahas itu berlangsung.Ia mengaku melihat dua orang yang disebutnya sebeagai teroris masuk ke gedung, “sangat tenang, bertekad,” lalu “menembak dengan acak.”

Mereka, menurut Pearce, memakai pakaian hitam tanpa topeng. Ia melihat wajah penembah, yang masih sangat muda, maksimal berumur 25 tahun.”Ia seperti laki-laki acak yang memegang sebuah Kalashnikov. Itu saja,” kata Pearce.

Ia mengatakan penembak berdiri dekat ruangan belakang dan terus menembak orang yang langsung menunduk begitu tembakan pertama dilepaskan.”Mereka tidak bergerak,” ujarnya. “Mereka hanya berdiri di (area) belakang ruangan konser dan menembak kami. Seolah kami burung.”Pearce mengatakan ia berujar kepada orang-orang di sekelilingnya untuk bersembunyi dan berpura-pura mati.Mereka menanti hingga si penembak harus mengisi ulang senjatanya dan berlari ke sebuah ruangan kosong, namun ruangan itu tak punya pintu keluar.

“Kami terjebak,” ucap Pearce.

Lima menit kemudian, tembakan berhenti. “Mereka mengisi senjata lagi, dan kami lari.”Pearce menemukan pintu keluar dan lari ke jalan, di mana ia melihat 20-25 orang terbaring di jalanan, banyak yang tewas atau terluka parah. Ia tak melihat polisi ketika pertama kali keluar.

Ia juga berpas-pasan dengan seorang gadis remaja yang tertembak dua kali di kaki dan mengalami pendarahan.”Saya meraihnya, menggendongnya di belakang dan kami lari.”Sekitar 200-300 meter, ia meletakkan gadis itu di taksi dan menyuruhnya ke rumah sakit.

Ketika pertama kali berbicara kepada CNN, Pearce mengatakan temannya masih berada di dalam gedung dan masih bersembunyi.

Keamanan buruk

Ketika masuk ke dalam konser sebelum serangan, Pearce mengatakan bahwa pihak keamanan tak melakukan pemeriksaan dengan teliti. Tak ada pendeteksi logam, petugas juga tak memeriksa tasnya. Mereka hanya melihat tiketnya.”Keamanannya sangat buruk,” ujar Pearce.(CNNI)

About ZP NHO

Selalu Siap dalam bentuk apapun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

loading...




Komentar Terbaru

    Pos-pos Terbaru

    x

    Berita Lain

    Operasi Pekat Polrestabes Palembang Berakhir, Kapolres Ungkap 96 Kasus Dengan 110 Tersangka

    Palembang, newshanter.com – Kapolrestabes Palembang KBP Dr Harryo Sugihhartono Sik MH merealease hasil pengungkapan ...