Palembang, newshanter.com – Pemerintah provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) dalam hal ini diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Holtikultura Provinsi Sumsel R Bambang Pramono menghadiri kegiatan daripada dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang berada di Jalan Kapten A Rivai melaksanakan sosialisasi implementasi Kartu Tani wilayah penyaluran Sumsel yang diselenggarakan bank BRI Regional Office Palembang.
Adapun turut hadir didalam acara tersebut yakni Departemen Head SEI Evi Riyanti, Regional Banking Head Ivan Amiruddin, Pimpinan Cabang Kantor Cabang (Kanca KC) A Rivai Rio Nugroho, Pimpinan Cabang Kantor Cabang (Pinca KC) Kayu Agung Agus Doso Pramono, Pimpinan Cabang Kantor Cabang (Pinca KC) Sriwijaya Elizabet Prima Sari, BRIlink Departemen Head, Mikro Departemen Head, Perwakilan KPL PT Pupuk Sriwijaya, dan undangan lainnya. Dan kegiatan ini sendiri dipusatkan ke aula Bank BRI Regional Office Palembang Lantai 4, Kamis (21/7/2022).
Dikatakan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Holtikultura Provinsi Sumsel R Bambang Pramono, rumusnya adalah Nomer Induk Kependudukan, petani yang terdaftar di simultan yang mempunyai nomer induk kependudukan, yang menginput rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) harus menggunakan Kartu Tani.
“Jadi Kartu Tani ini awal dari perbaikan kita dalam proses sistem penulisan pupuk subsidi. Untuk itu kita support, dan terima kasih kepada bank BRI yang sudah memfasilitasi pertemuan ini,” ujarnya.
Kemudian, memang seperti kita ketahui bahwa Kementerian Pertanian itu bekerjasama dengan Bank BRI bulan April tahun 2022 untuk melakukan pembuatan dan sekaligus pelayanan Kartu Petani bagi penebus-penebusan subsidi.
Dimana luas areal pertanian kita saat ini adalah 470.602 hektar, dan yang terdaftar di simultan jumlah petani kita ada 789.509 KK atau 509 nomer induk kependudukan.
“Sedangkan ditahun ini yang melakukan pengepusan melalui RDKK baru 424 ribu petani,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, masih jauh dari 789 baru 424, inilah yang akan kita dorong 17 kabupaten/kota untuk melakukan input RDDK tersebut.
Sehingga harusnya jumlah petani 789.509 itu semuanya harus mempunyai Kartu Tani. Infrastruktur ini tadi sedang kita diskusikan bersama sebagai Head Office BRI di Palembang.
“Bagaimana fasilitasi EDC, karena Kartu Tani tidak bisa berfungsi tanpa di colok di kartu EDC, di alat untuk yang bisa melakukan penebusan. Dan inilah sedang kita usahakan melalui BRI untuk diperbanyak lagi,” katanya.
Menurut Departemen Head SEI Evi Riyanti, program Kartu Petani BRI dari Kementerian Pertanian, jadi kita ada penambahan wilayah baru, ada 5 provinsi yang untuk di BRI.
Dimana kita salah satunya adalah provinsi Sumsel, jadi program Kartu Tani ini sangat bermanfaat. Jadi petani itu bisa, jadi salah satunya untuk tepat sasaran pupuk.
“Karena dengan Kartu Petani ini untuk petani itu bisa dipastikan dia kalau sudah mendapatkan alokasi, maka kota itu akan bisa mencukupi,” bebernya.
Masih disampaikannya, cara penggunaan Kartu Petani itu sendiri sangat mudah, jadi sebenarnya Kartu Petani itu selain sebagai juga kartu tabungan, seperti tabungan pada umumnya.
Dia juga kita tambahkan ada fungsi membaca data petani, data kuota, dan juga nanti sistemnya akan muncul disana.
“Jadi selain petani bisa memanfaatkan Kartu Tani ini untuk transaksi pupuk subsidi, dia juga akan mendapatkan transaksi kebutuhan dia yang lainnya,” imbuhnya.
Masih dilanjutkannya, misalnya dia nanti akan mendapatkan penjualan, dia bisa langsung dimasukkan disana, jadi dia bahkan suatu bisa dilakukan disana.
Sebenarnya ini adalah tabungan yang mempunyai fungsi tambahan untuk program Kartu Tani ini. Jadi untuk Kartu Tani ini, dimana petani harus bertransaksi, dia akan langsung mendatangi kios terdekat, yang sudah ditunjuk.
“Jadi masing-masing kelompok sudah ditentukan, kiosnya dimana, nanti itu akan kita pasang mesin EDC,” jelasnya.
Ditambahkannya, untuk KPL di Sumsel sekitar 600 dimana data itu didapatkan dari Pupuk Indonesia. Mungkin nanti akan kita koordinasikan kembali dengan Pusri dan lini sektor terkait data itu. Karena data tersebut sifatnya harus selalu kita koreksi setiap tahun, apakah ada penambahan atau tidak. Jadi untuk tahap satu ini, kita sudah siapkan 150 mesin EDC, yang bisa nanti dipasang kios yang sudah ditunjuk, nanti bisa langsung untuk transaksi. Dimana selama ini petani harus setor tabungan jauh harus ke BRI, begitu dia beli pupuk, bisa langsung setor tabungan disana tegasnya.(ton)





