PALEMBANG- Hari ini, Jumat (3/6/2016) DPRD Kota Palembang akan melakukan pemilihan Wakil Walli Kota Palembang.Dua nama yang dipilih Wali Kota Palembang Harnojoyo adalah Fitrianti Agustinda dari PDIP dan Suhaimi Ibrahim dari PKS.
Pengamat sosial dan politik Unsri , Drs Joko Siswanto M.Si menilai pemilihan wakil walikota (Wawako-red) akan bisa memunculkan beberapa skenario.Dimana dari masing masing skenario ini akan memilih hasil yang sangat menentukan.
Ada empat kemungkinan skenario yang bisa terjadi dimana untuk skenario pertama bisa berupa kegagalan pemilihan.
Pasalnya dengan adanya rasa sakit hati partai bisa memicu ketidak hadiran anggota pemilih, dimana dibutuhkan setengah dari pemilih untuk tidak hadir, sehingga pemilihan dapat tidak dilanjutkan jika tidak maka pemilihan akan gagal.
Selain itu, pada skenario kedua, munculnya sikap tidak memilih (abstain-red) dari para anggota pemilih, bisa jadi ini akan dilakukan oleh parta PDIP, karena sebelumnya sudah menyatakan sikap tidak mendukung kepada salah satu pasangan, dengan memilih untuk jadi oposisi namun pemilihan akan tetap berlangsung.
Skenario ketiga, Rektor Universitas Taman Siswa Palembang ini menguraikan, akan adanya sebuah peralihan dukungan untuk calon kedua , ini bisa dilakukan oleh pihak oposisi (PDIP ataupun PAN) yang sepatutnya bisa mempengaruhi pilihan dari anggota pemilih dari partai lain, setidaknya dengan bisa mengumpulkan sepatuh suara.
Namun perlu ditegaskan tentang bagaimana kemungkinan untuk menang meski kecil , serta keuntungan politik apa yang akan didapatkan.
Terakhir Skenario keempat, dengan berbaliknya Partai PDIP, dengan memberikan dukungan pada calon pertama, diibaratakan ini bisa balik kanan dari keputusan sebelumnya untuk melawan arus pemilihan.
Penilaian dari calon pertama yakni Fitrianti Agustinda yang merupakan kader PDIP.
Sikap dari anggota yang membangkang dengan tetap memilih ini tidak diperdulikan partai, dimana keputusan boleh tidak anggota memilih sendiri kembali pada komitmen partai dan integritas serta keputusan dari pengurus atas.
Meskipun demikian, diharapakn kedepan semuanya dapat lebih mementinkan kepentingan rakyat tapi melihat keuntungan buat keduanya. Inilah yang saya harapkan dapat terjadi.
Sementara untuk pemerintah kedepan, apabila pasti calon pertama ini terpilih, maka dari walikota dapat memberikan tugas ataupun pekerjaan bagi wawako untuk meningkatan pekerjaan walikota, bisa dengan menugaskaan pengawasan SKPD yang ada, dimana untuk membindangi SKPD khusus tergantung dari pak walikota.
Mengenai adanya pengaruh dari pihak kedua dalam memberikan tugas kepada Wawako ini bisa terjadi, karena secara legal untuk perkara ide dari orang lain (Romi) memberikan masukan bisa saja, sebab pengaruh politik itu masih ada.
Akan tetapi, yang diinginkan tetaplah sebuah kekompakan yang ada, agar segala pembagian tugas bisa efektif,
Seorang walikota dengan tugas bidang pelayanan public dan pemerintah dengan segudang staf dan jajaran tidak haru mengerkan dengan tangan sendiri, tentu harus dibagi dengan wakil walikota untuk menangani bidang yang strategis dalam membangun Palembang.(TS)





