Kayuagung.Newshanter.com – Jalan alternatif Desa Pedamaran Kecamatan Pedamaran menuju Desa Srinanti Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) semangkin sempit dan membahayakan para pengendara kendaraan yang melintas. Lantaran, bahu jalan yang longsor dan terkikis disebabkan derasnya air Sungai Pedamaran apabila debit air tinggi.
Air Sungai Pedamaran yang kian mengkikis bahu jalan itu, membuat jalan alternatif penghubung kecamatan dan kabupaten semakin membahayakan dan dipastikan badan jalan akan mengalami longsor kapan saja bisa terjadi sewaktu-waktu. Apalagi, jalan tersebut dibangun menyelusuri aliran Sungai Pedamaran dan ditepi bahu jalan banyak berdiri bangunan rumah bertiang milik warga di atas sungai.
Ketika musim hujan dan debit air tinggi serta aliran Sungai Pedamaran semangkin kencang, kemudian bahu jalan tanpa penahan itu, dengan mudah dikikis oleh air sungai maupun air hujan. Pemandangan ini, tampaknya belum ada pihak Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) memperhatikan keselamatan pengendara maupun penduduk yang tinggal di pelantaran pinggiran sungai.
“Sepanjang jalan alternatif Pedamaran yang menyelusuri aliran sungai tidak ada beton penahan jalan,” kata warga Desa Srinanti Heriyanto, Jumat (06/03/2015) seraya berucap sudah menjadi pemandangan mata para pejabat asal Kecamatan Pedamaran. Namun, hingga sekarang belum ada perhatian dari pemerintah untuk melakukan perbaikan jalan maupun bahu jalan.
Masih kata Heriyanto, apabila pemerintah tidak mengantisipasi sesegera mungkin, maka jalan alternatif Pedamaran-Srinanti-Sukapulih akan terputus. “Jalan ini kerap kali menjadi pelintas mobil-mobil pejabat di OKI yang tinggal di Pedamaran. Namun, belum ada tanda-tanda kehidupan untuk perbaikan jalan,” ujar Heriyanto.
Jalan alternatif melalui simpang Pedamaran tembus simpang Desa Srinanti kerap kali diramaikan kendaraan pribadi yang melintas untuk menghindari Jalan Lintas Timur (Jalintim) Pedaraman-Srinanti yang kini rusak parah. “Jalan ini ramai dilalui kendaraan untuk menghindari jalan rusak di Jalintim,” tutur Heriyanto.
Hal senada dikatakan Doni, terkikisnya bahu jalan dipinggir Sungai Pedamaran ini sudah sejak lama dan bisa mengancam memutuskan badan jalan, namun hingga saat ini belum ada antisipasi pemerintah. “Biasanya pemerintah ini perduli apabila sudah terjadi. Apabila belum terjadi pemerintah menanggapi biasa-biasa saja,” kata Doni yang saban hari melintasi Jalan Alternatif Pedamaran, selain jaraknya tak jauh juga tak ada kendaraan besar yang melintas jauh lebih aman.
Diharapkan Doni, pemerintah seharusnya secepat mungkin memperhatikan jalan tersebut jangan sampai jalan putus baru akan diperbaiki sehingga banyak menelan biaya yang lebih besar. “Jalan dipinggiran Sungai Pedamaran ini apabila dibangun beton penahan bahu jalan saya yakin jalan ini akan tetap kuat dan tidak rusak,” tegasnya.
Terpisah Kepala Dinas PU Bina Marga Ir H Hapis MM melalui Kabid Perencana Ir H Anthoni MM mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum ada menerima laporan maupun pemberitahuan oleh perangkat desa maupun pihak kecamatan mengenai jalan alternatif Pedamaran yang menyelusuri Sungai Pedamaran itu bahu jalannya mengalami longsor maupun terkikis.
“Ya dengan adanya informasi ini, pihaknya segera melakukan kroscek ke lapangan. Namun, seharusnya pihak pemerintah desa dan kecamatan memberikan laporan mengenai bahayanya jalan alternatif,” kata Anthoni seraya berucap peran serta masyarakat juga diharapkan agar saling memberikan informasi. (lim)






