Ini Tanggapan Ketua MUI dan Kakankemenag Kota Payakumbuh, Tentang Pembangunan Masjid Agung Payakumbuh

Payakumbuh, Newshanter.com — Rencana pembangunan Mesjid Agung Kota Payakumbuh yang diinisiasi Walikota Riza Falepi, mendapat tanggapan dari Ketua MUI Kota Payakumbuh dan Kepala Kemenag Kota Payakumbuh.

“Mesjid Agung ini sudah ditunggu-tunggu masyarakat Payakumbuh. Kalaulah berdiri dengan megah, tentu nanti yang akan bangga kita semua juga. MUI menanggapi ini dengan sangat positif dan memang setiap daerah tingkat dua harus punya sebuah mesjid paripurna yang bisa dimanfaatkan oleh warga untuk kegiatan keagamaan,” kata Ketua MUI Kota Payakumbuh, Buya H. Mismardi, BA, Senin (14/9).

Dirinya menyebut, akan ada sarana penunjang lembaga keagamaan seperti Kantor MUI, Kantor BAZNAS, PHBI, dewan mesjid, dan lainnya. Disamping itu, Buya Mismardi mengharapkan kalau pembangunan mesjid sudah selesai, nantinya warga bisa memanfaatkan secara maksimal.

“Jangan menganggap mesjid ini bukan kita yang punya. Kita harus ikut merasa memiliki mesjid ini. Kita sudah sama-sama merasakan sulitnya bila menggelar acara keagamaan berskala besar, pasti di lapangan atau di tengah jalan. Padahal idealnya tabligh akbar itu di mesjid,” ungkapnya.

“Di lapangan orang bisa kampanye, di mesjid tidak. Di lapangan bisa pacu kuda, di mesjid tentu tidak, karena mesjid untuk kegiatan bernuansa agama. MUI berharap tidak ada orang-orang memprovokasi warga untuk tidak merasa memiliki mesjid agung. Pemerintah membuat mesjid bukan untuk pemerintah, namun untuk umat,” tukuk Buya Mismardi.

Hal Senada juga diungkapkan oleh Kepala Kemenag Kota Payakumbuh Ramza Husmen. Kepada media saat ditemui di kantornya, Senin (14/9), mengatakan; Kementerian agama menyambut baik pembangunan mesjid agung, bila itu sudah menjadi keinginan masyarakat yang mengidolakan adanya mesjid agung di Payakumbuh.

“Apalagi pemko sudah mengakomodir keinginan umat islam di Payakumbuh. Ini sangat luar biasa. Kita berdoa semoga diberikan kemudahan dalam prosesnya. Memang sebenarnya di Kota/Kabupaten harus ada satu mesjid yang difungsikan sebagai mesjid agung,” ungkap Ramza Husmen.

Ditegaskannya, kalau pembangunannya terwujud, dengan kesepakatan komponen terkait dan prosesnya tuntas. Maka disiapkan tahapan agar terbentuk kepengurusan mesjid agung yang menjadi acuan bagi mesjid lain di Payakumbuh.

Karena kepengurusan mesjid ini diatur Kepdirjen Bimas Islam DJ.II/802-2014 tentang, standar pembinaan manajemen mesjid. Disana 3 komponen yang akan menjalankan fungsi manajemen.

“Standar Idarah (pengelolaan organisasi), Standar Imarah (memakmurkan), dan Standar Ri’ayah (pemeliharaan). Semuanya ini diatur, sebagai standar pengembangan manajemen masjid di Indonesia sesuai dengan tipologinya dari Masjid Negara sampai Mushalla. Administrasi, keuangan, detail kegiatan maupun arah kiblat juga diatur dikeputusan direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Nomor; DJ.II/802 Tahun 2014 itu,” jelasnya.

Ramza juga menyebut bahkan dengan jumlah daya tampung mesjid dengan 8000 jemaah, ini sudah tentu bakal butuh biaya perawatan. Keterlibatan 3 fungsi dan keserasiannya, solidnya pengurus mesjid, maka akan terbina kerukunan umat.

“Tidak ada kelompok agama yang ini itu disana. Karena di masjid agung berbicara dalam 1 ukhwah. Pengurus masjid menggambarkan kerukunan umat di Kota Payakumbuh. Masjid menjadi pusat pembinaan umat,” ungkapnya.

Masjid Agung dengan lokasi sekarang menurutnya sangat tepat. Mesjid akan menjadi tempat persinggahan, tempat ibadah yang nyaman, ada majelis ilmu bila orang-orang berwisata religi.

“Mesjid ramah lingkungan. Kekuatan pengurus mesjid dapat menyelaraskan hubungan dengan pengurus mesjid lain di Kota Payakumbuh. Mereka dibina oleh Walikota melalui kesra dan kementerian agama di bimas. Kita doakan pembangunannya cepat selesai dan semakin cepat pula kita isi kegiatan produktif untuk umat disana,” kata Ramza menutup wawancara.(***)

Pos terkait