Payakumbuh.-Newshanter.com-, Perlakuan pihak Bagian Humas DPRD Kota Payakumbuh, Sumatera Barat, terhadap para wartawan peliput di daerah itu, sungguh tidak pada tempatnya,ungkap beberapa wartawan di Kabupaten Agam, menanggapi berita tak sedap dari Kota Payakumbuh, seperti dilansir Komapos, Com edisi 22 Mei 2015.
Menurut salah seorang wartawan gaek, Miazuddin St. Marajo, ‘kebijakan’ yang tidak bijak seperti diperagakan pihak Bagian Humas DPRD Kota Payakumbuh, seperti diberitakan Komapos.Com, sudah jauh melenceng dari Tupoksi Humas.
“Humas bertugas menghubungkan satu pihak dengan pihak lainnya, agar kedua atau beberapa pihak berhubungan dan berkomunikasi dengan baik,”ujarnya.
Kalau humas malah menjadi biang rusuh, biang resah, dan biang penyebab hubungan antar pihak tidak kondusif,itu bukan humas namanya. Bila demikian hal yang terjadi dengan Humas DPRD Kota Payakumbuh, amatlah disayangkan. Pasti ada yang salah.
“Yang pasti pimpinannya perlu dipertanyakan. Kalau memang kebijakannya telah menyebabkan ada wartawan yang dianaktirikan, ganti saja Kabag Humasnya,” ujarnya lagi.
Ibarat orang bersaudara, perselisihan paham pasti ada. Namun jangan sampai pihak Humas menganak tirikan satu kelompok wartawan. Karena pada dasarnya wartawan itu sama, mereka adalah kelompok yang kompak menghadapi persoalan, walau dalam keseharian juga dipastikan ada perbedaan pendapat.
“Selama ini saya mengamati, hubungan antara wartawan dengan pihak DPRD Payakumbuh cukup bagus, setidaknya kala Athur Satria mengomandoi Bagian Humas DPRD Payakumbuh,” ujarnya lagi.
Sedangkan D. St. Palimo menilai, bila ada permasalahan antara pihak Humas dengan wartawan, perlu diadakan ‘duduk semenjak,’ guna mencari akar permasalahan, guna penyelesaian. Ia merasa yakin, tidak ada persoalan yang tidak terselesaikan, bila pihak yang bertikai paham memiliki niat baik untuk menuntaskan masalah.
“Tidak ada kusut yang tidak akan selesai, bila ditempuh jalan musyawarah,” ujarnya. (Kamapos/NHO)






