Makassar -Newshanter.com.= Dasrul (53), guru Gambar Teknik SMKN 2 Makassar, terbaring lemah di RS Bhayangkara Makassar. Dia terluka di bagian hidup akibat pemukulan Adnan Ahmad, orangtua siswa.
“Masih pening,” kata Dasrul di ruang rawat Bangau RS Bhayangkara Makassar, Jl Andi Mappaoddang, Tamalate, Makassar, Kamis (11/8/2016).
Dasrul sudah divisum. Hidungnya sudah difoto rontgen. “Nanti diberikan ke penyidik,” ujar kuasa hukum Dasrul, Aziz Pangeran pada detikcom.
Aziz menyebut kliennya mengalami patah tulang hidung. Kuasa hukum akan bekerjama dengan organisasi PGRI Sulsel untuk mengadvokasi korban selama menjalani proses hukum.
Dasrul jadi korban pemukulan Adnan di ruang kelas, Rabu (10/8). Anak Adnan yang juga siswa Dasrul, ikut melakukan pemukulan. Ayah anak itu kini ditahan di Mapolsek Tamalate.
Sementara itu Salah seorang siswa yang menyaksikan peristiwa pemukulan, Zulhajji, menuturkan saat Adnan memukul Dasrul, AS terlihat ikut-ikutan. Sudah dilerai, tapi aksi itu berlanjut.
“Kami berinisiatif untuk melerai dan menyelamatkan Pak Dasrul dari terjangan mereka (Adnan dan AS),” kata Zulhajii di Mapolsek Tamalate. Hari ini, ratusan siswa SMKN 2 Makassar, alumni, dan anggota PGRI menggeruduk Mapolsek Tamalate minta pelaku pemukulan dihukum berat.
Pemukulan berkaitan dengan aduan AS ke orangtuanya. Dia mengaku ditampar Dasrul karena tidak membawa pekerjaan rumah. Sementara Dasrul mengaku hanya mendorong AS.
Aduan itu membuat Adnan emosi. Ia datang ke sekolah, Rabu (10/8) kemarin, kemudian masuk ke kelas dan memukuli Dasrul. Aksi brutal itu berhenti setelah Dasrul dilarikan siswa dan guru ke luar ruangan. Usai visum, Dasrul melapor ke polisi. Adnan dan AS kini ditahan.
Sementara itu Ratusan siswa SMK Negeri 2 Makassar dan melakukan long march dari sekolahnya di jalan Pancasila, ke kantor Polsek Tamalate, di jalan Danau Tanjung Bunga, Makassar, Kamis (11/10/2016). Mereka menuntut Adnan Ahmad, pelaku pemukulan Dasrul, gurunya dihukum berat.
Selain para siswa, beberapa guru-guru anggota PGRI dan alumni SMKN 2 juga ikut turun aksi mengecam pemukulan gurunya, Dasrul.
Para siswa yang menggunakan seragam sekolahnya membawa spanduk mengecam aksi pemukulan gurunya yang dilakukan Adnan Ahmad yang terjadi di sekolahnya kemarin, Rabu (10/8), dengan berkonvoi dari sekolahnya yang berjarak dari Polsek Tamalate di jalan Danau Tanjung Bunga sekitar 4 kilometer.
Menurut Ketua PGRI Sulawesi Selatan Prof Wasir Thalib saat ditemui detikcom di Polsek, pihaknya akan serius mengawal kasus pemukulan guru SMKN 2 Makassar yang dilakukan di lingkungan sekolah ini.
“Kami akan memberikan advokasi dan perlindungan pada guru korban kekerasan ini, atas nama lembaga PGRI, kami merasa kecewa berat atas adanya pemukulan guru, apalagi kami telah membuat MoU dengan Kapolri untuk mencegah kriminalisasi guru,” ujar Guru Besar Univ Negeri Makassar ini.
Senada dengan Ketua PGRI Sulsel, Ketua Dewan Pendidikan Sulsel Adi Suryadi Culla yang turut aksi menyebutkan bahwa seharusnya aksi pemukulan guru tidak perlu terjadi, bilamana peran Komite Sekolah mampu memediasi persoalan orang tua dengan guru di sekolah.(DTC/01)






