Ambon. Newshanter.com– Gempa magnitudo 6,8 mengguncang Kota Ambon hari ini. Warga di sana merasakan getaran yang sangat keras dan mendengar gemuruh saat gempa terjadi.
Sejumlah mobil terangkat akibat guncangan gempa. Sedangkan beberapa plafon perkantoran rusak masyarakat berlarian untuk menyelamatkan diri.
Wakajati Maluku Dr Erryl Prima Putera Agoes yang merupakan penasehat Media Online Newshanter.com, ketika dihungi Kamis (29/09/20019) pagi, “Alhamdulillah kami sekeluarga aman. Sekarang lisrik masih padam” ujarnya dihubungi pukul 09.10.

Menurut Erryl gempa terjadi tidak lama setelah ia sampai di kantur…. di Jalan Sultan Harun No 6, Kota Ambon.”Guncangannya kuat banget. Benda-benda bergeser, mobil-mobil seperti terangkat, jalan ada yang retak retak, Gempa terjadi dua kali,” katanya.
Gempa magnitudo 6,8 diikuti gempa susulan magnitudo 5,6. Kemacetan sempat terjadi setelah gempa.Listrik yang mati membuat lampu pengatur lalu lintas tidak berfungsi. Namun, sekarang lalu lintas di Jalan Pattimura telah kembali normal.
“Tapi kalau di gedung perkantoran yang tinggi, kabarnya ada kerusakan. Atap terbongkar, retak retak,” kata dia.
Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu release BMKG Pada hari ini Kamis, 26 September 2019, sekira pukul 08.46 Wit, telah terjadi gempa bumi berkekuatan 6.8 skala richter, dengan pusat gempa 40 km timur laut pulau Ambon pada kedalaman 10 km dan sampai saat laporan ini dibuat masih terjadi gempa susulan sebanyak 10 kali, dengan kekuatan gempa terakhir pada pukul 10.37 berkekuatan 3.5 skala richter.Gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
Bahwa akibat gempa tersebut beberapa bangunan di Kota Ambon retak dan rusak termasuk Kantor Kejaksaan Tinggi Maluku di mana terjadi keretakan pada bagian dinding di lantai 1 dan plafon jatuh di belakang ruangan bendahara dan di depan ruangan staf Datun di lantai 2.
Gempa menimbulkan kepanikan warga kota Ambon dan sebagainya warga yang bermukim di kawasan pesisir/ dataran rendah berupaya mencari perlindungan ke tempat yang lebih tinggi. Namun BMKG menghimbau agar warga tetap tenang dan hanya percaya pada informasi resmi dari BMKG.(tim)
