FIFA Ubah Aturan Naturalisasi, Keuntungan Bagi Timnas Indonesia

  • Whatsapp
Kantor FIFA di Zurich, Swiss.(AFP)
Kantor FIFA di Zurich, Swiss.(AFP)

Newshanter.com − Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA telah mengumumkan jadwal Konferensi FIFA ke-70, yang akan diselenggarakan secara virtual di Zurich, Swiss pada 18 September. Beberapa isu utama akan dibahas dalam konferensi tersebut, salah satunya mengenai proses naturalisasi pemain untuk tim nasional.

Perubahan besar pertama adalah mengenai izin untuk anak di bawah umur yang akan dinaturalisasi. Di bawah aturan lama, pemain yang dinaturalisasi harus tinggal di negara adopsi mereka setidaknya selama lima tahun setelah mereka berusia 21 tahun. Tetapi perubahan aturan yang diusulkan akan mencegah skenario seperti itu terjadi lagi.

Berikut uraiannya:

Untuk individu yang pindah ke negara adopsi mereka sebelum usia 9 tahun, mereka harus tinggal di negara tersebut setidaknya selama 3 tahun. Untuk mereka yang berusia di atas 10 tahun tetapi di bawah 18 tahun, adalah 5 tahun, selama mereka tidak bermain untuk tim nasional itu.

Bagi mereka yang pindah setelah usia 18 tahun, itu berarti 5 tahun. Pemain asing yang pernah dan pernah mewakili timnas negara lain di kompetisi resmi segala usia berhak mengikuti pertandingan internasional dengan status ‘A’.

Pemain yang tidak memiliki status kewarganegaraan dengan tim yang ingin mereka wakili diizinkan untuk bermain. Pemain harus berusia di bawah 21 tahun saat terakhir kali mewakili negara lain. Pemain memiliki keturunan ayah, ibu, nenek atau kakek yang lahir di negara tersebut dan telah tinggal di negara tersebut setidaknya selama 5 tahun.

Kasus Ezra Walian

Aturan naturalisasi baru ini tidak hanya akan memberikan keuntungan bagi negara besar, tetapi juga akan memberikan kesempatan bagi negara lain yang berada di peringkat 150 dunia.

Hal ini senada dengan komentar Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri soal masalah proses naturalisasi Ezra Walian yang juga belum rampung.

Seperti diketahui pada 2017, PSSI menaturalisasi Ezra Walian. Namun, mantan pemain Ajax tersebut tidak menetap di Tanah Air setelah memiliki paspor Indonesia. Dimana ia masih bermain di Belanda dan baru bergabung dengan PSM Makassar pada tahun 2019.

Menurut Ratu Tisha Destria, yang masih berstatus Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI saat itu, Ezra terhalang aturan FIFA mengenai pemain yang pernah bermain di kompetisi resmi minimal U-17 dan berpindah kewarganegaraan. Pemain bersangkutan harus bermain dan tinggal selama minimal dua tahun di negara barunya untuk bisa berseragam timnas. Ezra pun gagal tampil untuk Timnas di ajang babak kualifikasi Piala Asia U-23 2019 lalu.

Bantu Negara Kecil

Regulasi baru FIFA akan membuat para pemain bisa berpindah tim nasional jika belum tampil di ajang seperti Piala Dunia. Berdasarkan peraturan saat ini, seorang pemain yang telah tampil di turnamen tingkat remaja atau pertandingan persahabatan di tingkat senior dapat melakukan satu kali peralihan untuk mewakili negara yang berbeda. Pemain yang tampil di pertandingan senior yang kompetitif (kualifikasi Piala Dunia, Piala Dunia, Piala Eropa, dll.) Terikat dengan negara tersebut dan tidak memenuhi syarat untuk peralihan satu kali.

Berdasarkan perubahan aturan yang diusulkan, hingga seorang pemain muncul di Piala Dunia atau turnamen kontinental lainnya. Mereka dapat beralih. Lebih lanjut, jika seorang pemain beralih tetapi tidak muncul untuk federasi baru mereka, mereka memiliki opsi untuk beralih kembali. Sebelumnya rencana mengejutkan akan dilakukan oleh PSSI dalam membantu Timnas Indonesia U-20 tampil sukses di Piala Dunia U-20 2021 mendatang.

Salah satu langkah yang diambil oleh PSSI adalah melakukan naturalisasi kepada lima pemain muda asal Brasil. Lima pemain sudah berada di Indonesia dan bahkan sudah menjalani latihan di dua tim yaitu Arema FC, Madura United dan Persija Jakarta. Namun PSSI telah membantah terlibat dalam proyek naturalisasi lima pemain Brasil tersebut dengan mengatakan itu adalah program milik klub.

 

Sumber : Bolalob

Editor    : Syarif

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *