PALEMBANG — Newshanter.com.Kabar duka datang dari Stasiun Televisi Republik Indonesia (TVRI) Sumsel. Kepala stasiun, Drs Bin Thalib bin Hasan menghembuskan nafas terakhir di rumah dinasnya yang berlokasi di Jl Muhajirin No 1648 RT 29 RW 08 Kelurahan Lorok Pakjo IB I Palembang Sabtu (21/11/2015). Pria kelahiran 1 Juni 1958 ini wafat diduga karena menderita maag kronis.
Adanya kabar ini membuat sejumlah staf TVRI Sumsel datang ke rumah duka. Ada yang terlihat menitikan air mata tepat di sebelah jenazah yang diletakan di ruang tamu. Ada juga yang sibuk mengurusi urusan yang berkaitan dengan peristiwa ini, mulai dari persiapan memandikan jenazah hingga menyambut tamu yang datang. Mayoritas, semua yang mengerjakan pekerjaan itu adalah staf dan pegawai TVRI Sumsel.
Dikatakan Kasubag SDM TVRI Sumsel, HM Zen, Thalib meninggal dunia karena sakit maagnya yang sudah kronis. Sebelum adanya peristiwa ini, Zen mengaku sering melihat Thalib mengeluhkan sakit di bagian perut. Selain itu, Thalib tidak bisa menyatap beberapa jenis makanan karena adanya penyakit maag ini.
“Satu hari sebelum meninggal, bapak sempat izin untuk pulang lebih awal dari kantor. Ia mengaku badanya merasa tidak enak. Namun, hingga kejadian ini datang, ia belum menjalani perawatan di rumah sakit,” kata Zen.
Masih dikatakan Zen, pihak pertama yang mengetahui kejadian ini adalah sopir pribadinya Thalib. Kala itu, si sopir melihat Thalib tidak bergerak dari tidurnya. Begitu didekati, nyawanya sudah tiada. Si sopir mengetahui kejadian ini pada pukul 19.00.
Zen mengatakan, selama lebih satu tahun mengepalai TVRI Sumsel, Thalib amat dekat dengan karyawan. Ini dikarenakan Thalib menganggap seluruh karyawanya adalah keluarga, bukan sebatas atasan dan bawahan. Selain itu, kepada yang lebih muda, Thalib tak ubahnya seperti seorang ayah karena selalu memberikan nasehat positif.(SP/NHO)
Kabar duka ini, kata Zen, sudah disampaikan kepada keluarga Thalib yang saat kejadian tidak berada satu rumah dengan Thalib. Mereka kini dalam perjalanan menuju Palembang untuk menyaksikan dari dekat keberadaan mendiang Thalib.
“Kita serahkan urusan pemakaman kepada keluarga, entah mau dimakamkan di Jakarta atau di tanah kelahiranya di Kupang. Kami segenap karyawan merasa amat kehilangan,” kata Zen.(SP/NHO)
