Dialog Kebangsaan dengan Tema Mengaktualkan Spirit Sumpah Pemuda di Era Digital

Bukittinggi, newshanter.com – Dalam rangka semangat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Tito mengadakan seminar dengan tema “Mengaktualkan Spirit Sumpah Pemuda di Era Digital” yang digelar di Warung DKI Bukittinggi, Minggu (26/10/2025).

Kegiatan ini Dialog yang digagas oleh Wakil Menteri investasi Republik indonesia Yuliot Tanjung sekaligus Pendiri Rumah Bela Negara (RBN) menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang seperti; Wartawan Senior Hasril Chaniago, Aktivis Perempuan/Peneliti DR. Edriana, Aktivis M. Arif, Penulis Fatris MF, Creative Media Ahmad Hafizd dan Akademisi ilmu Komunikasi UNP AB Sarca Putra.

Kegiatan juga di hadiri oleh Staf Ahli Pemko Bukittinggi Drs. Melfi Abra,M.Si, Danramil 01 Bukittinggi Mayor inf Karyanto dan kalangan pemuda, akademisi, komunitas digital, serta tokoh masyarakat yang peduli terhadap penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah pesatnya arus teknologi informasi.

Wartawan senior yang hadir sebagai Narasumber Hari Chaniago mengatakan, semangat kepemudaan tidak boleh terhenti pada sejarah, tetapi harus kita hidupkan dalam dunia digital agar nilai persatuan dan semangat berkarya tetap terjaga, karena dengan perkembangan jaman dunia sekarang serba digital maka kita harus mengikuti perkembangan, dengan mengembangkan semangat kepemudaan itu semangat sumpah Pemuda.

“Spirit Sumpah Pemuda tidak boleh berhenti pada sejarah, tetapi harus kita hidupkan dalam dunia digital agar nilai persatuan dan semangat berkarya tetap terjaga,” ungkap Hari Chaniago.

Dalam dialog tersebut, H Hasril Caniago juga menyampaikan ,tantangan yang dihadapi generasi muda di era digital, seperti penyebaran hoaks, polarisasi di media sosial, serta menurunnya literasi digital di kalangan masyarakat.

Mereka juga membahas bagaimana nilai-nilai Sumpah Pemuda persatuan, kebangsaan, dan bahasa dapat diterapkan dalam dunia maya melalui konten positif, kolaborasi kreatif, serta penguatan identitas nasional di ruang digital.

Hasril juga menyampaikan, Kita prihatin dengan dihapusnya pelajaran sejarah di sekolah sehingga anak kira sekarang sudah lupa dengan sejarah yang ada di negara kita dan kita juga prihatin melihat keadaan negara kita indonesia pemakai Hp tertinggi di dunia sementara indonesia sendiri tidak punya pabrik Hp

“Kalau dulu pemuda berjuang lewat pena dan pidato, kini kita bisa berjuang lewat konten, inovasi, dan literasi digital,” ujarnya.

Indonesia pemakai kendaraan terbesar di dunia sementara kita tidak punya pabrik kendaraan, Ini keadaan yang di sayangkan, Bagaimana caranya kita membuat perubahan, sementara Negara bisanya menerima hasil tetapi tidak mau membuat penghasilan sendiri, padahal kita punya kemampuan untuk produksi.

Inilah yang terjadi dipikiran kita maunya hasil bersih tidak mau usaha, tidak seperti negara cina yang selalu membuat hasil , produk yang mereka inginkan imbuh hasril mengakhiri
Salah satu peserta perwakilan Pemuda Bukittinggi Havis, menyampaikan bahwa media sosial dan platform digital dapat menjadi ruang baru untuk menyebarkan semangat persatuan.

Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk terus menggaungkan nilai-nilai Sumpah Pemuda melalui kegiatan produktif dan kolaboratif di ranah digital. Peserta juga menggelar deklarasi simbolik bertajuk Pemuda DigitalBersatu, sebagai wujud nyata semangat kebangsaan di era modern.(A/M)

Pos terkait