JAKARTA -Newshanter.com, Setelah dicopot sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar bukan berarti kesibukannya terhenti. Archandra Tahar menjadi penceramah di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (16/08/2016). Dia mengisi kultum saat salat zuhur di masjid tersebut.
Dalam kultum itu, seorang jemaah menanyakan soal dwikewarganegaraan Alcandra. Namun ia menolak memberi keterangan. Seorang jemaah lainnya kemudian meminta Archandra menggunakan bahasa Minang, bahasa daerah asalnya.
Archandra lantas menyanggupinya. “Nan ka babahaso Padang, mungkin ambo, kok ado tadi lai tacaliak mungkin ndak tasapo. Lai tasapo tapi indak tasalami. Lai tasalami tapi indak tasuruah duduak tadi mohon maaf sabaleh jo kapalo.
(Yang ingin saya berbahasa Padang, mungkin saya tadi melihat tapi tidak tersapa, tidak tersapa tapi tidak tersalami, tersalami tapi tidak dipersilakan duduk. Saya mohon maaf sebelas dengan kepala),” ucap Archandra.
Sabaleh jo kapalo atau sebelas dengan kepala lebih kurangnya adalah sebuah perumpamaan ketika masyarakat Minangkabau memohon maaf. Biasanya, ketika permohonan maaf itu diucapkan, Urang Awak mengangkat sepuluh jarinya sejajar dengan kepala.
Archandra kemudian melanjutkan ceramahnya menggunakan bahasa Indonesia. “Dengan niat semoga kita diluruskan datang di hari ini tidak ada hal-hal yang menyangkut perpolitikan yang kita bahas. Karena kita saatnya instropeksi diri, kita hanya manusia tidak luput dari salah,” tutur dia.
“Saya bukan malaikat. Hanya malaikat yang tidak punya salah. Jadi, kalau dalam perjalanan sampai hari ini ada kata-kata yang salah, mungkin pulsa bapak-bapak terbebani karena trending topic itu, saya mohon ikhlaskan. Begitu juga waktu bapak-bapak yang habis karena anak yang satu ini,” ucap Arcandra di balik mimbar.
Ia menegaskan, dirinya sama sekali tidak berniat mencari kehebohan ataupun ketenaran atas peristiwa yang menimpanya ini, termasuk isu dwi kewarganegaraannya.Archandra juga mengaku, dalam kasus dwikewarganegaraan itu, tidak ada maksud mencemarkan nama baik bangsa. Dia hanya mengaku ingin mengabdikan dirinya kepada Tanah Air
“Untuk itu, saya tutup Subhanallah, Astagfirullah. Wassalamualaikum, Warrahmatullahi Wabarakatu,” ucapnya putra minang ini.
PAda subuh itu di masjid binaan buya Hamka hadir sejumlah Tokoh Minang diantara Fahmi Idris terlihat tersinggung atas perlakuan pemerintah pada Arcvandra. Tokoh lain yang ikut bertanya antara lain Romeo Rissal.
Koran-koran Padang yang jauh dari sumbu kekuasaan tampil dengan headline yang menyesali kebijakan pemerintah.
Sampai saat ini sudah tiga anak Minang kena dongkak oleh Jokowi. Pertama Adrianof Chaniago kedua Rizal Ramli dan terakhir Candra.
Candra nak rang Piaman ini hanya menjadi menteri selama ayam mengeram. Disuruh pulang diangkat jadi menteri lalu diberhentikan. ((BB)
