Kayuagung (OKI), newshanter.com –Musim kemarau di sepanjang beberapa bulan belakangan, berdampak pada debit Sungai Komering serta kualitas air yang dipenuhi berbagai sampah rumah tangga. Peningkatan volume eceng gondok secara signifikan menambah persoalan tersendiri.
Kebutuhan air bersih warga sepanjang sungai tentunya mengharapkan bantuan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Kemarau berkepanjangan saat ini menyebabkan air sungai keruh dimana kondisinya tidak cukup baik untuk memenuhi kebutuhan mandi dan cuci.
Salah seorang warga Sukadana, Jidah mengungkapkan keresahan dirinya disaat air sungai yang semula diandalkan untuk berbagai keperluan, namun saat ini sudah tidak layak digunakan sebagaimana sebelum dilanda kekeringan. Menurut dia, terhitung sejak 2 bulan lalu kondisi kekurangan pasokan air bersih melanda warga.
“Kebutuhan air minum hingga mencuci hanya mengandalkan sungai. Kendati sudah tidak layak, namun tidak ada pilihan lain. Hanya saja untuk keperluan masak dan air minum, kami terpaksa menggunakan sumur tetangga yang saat ini pun volume debit airnya sudah jauh berkurang,” ujarnya saat diwawancara disela mencuci pakaian, Minggu (17/09/2023).
Ia juga menyampaikan cukup kerepotan dengan kondisi seperti saat ini, untuk itu Ia berharap bisa mendapatkan bantuan pasokan air bersih supaya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kami berharap, pihak Instansi terkait dapat membantu memasok air bersih ke rumah kami, karena kalo mandi ke Sungai kami sering kewalahan terlebih untuk pergi ke Sungai kami berjalan kaki walaupun jaraknya dekat tapi dengan membawa peralatan mandi hingga baju yang sudah dicuci dalam keadaan basah itu sangat melelahkan,”keluhnya.
Kendati rentan terserang penyakit, namun keberadaan sungai merupakan urat nadi kebutuhan warga setempat. Kekhawatiran tersebut juga diungkapkan Subaidah. Menurutnya, keterpaksaan kekurangan pasokan air bersih membuat ia beserta warga lainnya menempuh resiko ancaman penyakit,
“Kondisi air di sungai sering sekali warnanya berubah, namun Ia terpaksa menggunakan air tersebut dikarenakan tidak ada pilihan lain. Kondisi air ini sering berubah warna, terkadang berwarna kecoklatan, bahkan kadang juga keruh. Namun mesti bagaimana lagi. Daripada tidak mandi, walau terancam berbagai penyakit, tetap kami gunakan juga,” terang dia.
Selain mengharapkan bantuan air bersih dari Pemkab OKI, ia berharap kondisi ini segera berakhir dengan turun hujan. Bantuan air bersih menurutnya sudah dalam kategori darurat untuk segera dipenuhi,
“Kalau hujan tidak bisa di prediksi kapan tiba. Namun memenuhi kebutuhan pasokan air bersih dapat segera dilakukan. Hingga kini belum ada bantuan yang dimaksud. Kami harap pemda peka atas kondisi warga di sepanjang sungai,” tandasnya. (Eka)