Alex Noerdin: Dalam Waktu Dekat Sumsel Alami Masalah Berat

PALEMBANG,Newhanter.com – Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin, mengungkapkan, dalam waktu dekat ini Sumsel mengalami masalah besar dan berat.Masalah besar tersebut adalah kurangnya sumber air baku untuk air minum.Hal ini disebabkan air laut telah masuk ke Sungai Musi bahkan mengalir hingga ke Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang.

“Kalau hal ini terus dibiarkan, tidak dapat memperbaiki daerah tangkapan air di ulu,” ujar Alex Noerdin ketika menghadiri acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia (HLHS) tingkat Provinsi Sumsel di Halaman Plaza Parkir Depan Stadion Utama Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Rabu (12/07/2017).

“Alhamdulillah karhutlah itu sudah bisa kita atasi, buktinya 2016 tidak terjadi karhutlah, tetapi harus tetap dijaga terus. Namun bukan saja usaha jangan terbakar lagi tapi bagaimana menjaga keseimbangan antara kita mengambil dengan memberi kepada alam. Isu yang lebih berat lagi adalah kelangkaan air baku. Banyak yang harus kita jaga, bukan hanya karhutlah saja, tetapi juga jangan mengotori sungai, mencegah banjir, dan sebagainya,” tegas Alex mengingatkan hadirin.

Dalam kesempatan itu Alex Noerdin membacakan pidato dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Dr Ir Siti Nurbaya Bakar MSc.Siti Nurbaya mengungkapkan saat ini Indonesia dihadapkan pada tantangan yang nyata dalam hal perlindungan lingkungan dan alam.

Dimana dalam menata hubungan alam dan manusia bukan hanya sekedar pengelolaan sumberdaya alam untuk tujuan profit manusia, apalagi bila profit itu hanya untuk segelintir manusia saja.

Lingkungan dan alam Indonesia, membutuhkan perlindungan mengingat lingkungan dan alam memiliki arti sangat besar dan bisa dikatakan menentukan hidup manusia, karena fungsi- fungsi alam yang bekerja juga bagi manusia atau sekaligus manusia menjadi bagian dalam landscpae ecology alam tersebut.

Tema “Menyatu dengan Alam” mengingatkan pentingnya akan kewajiban memanfaatkan kekayaan alam karunia Tuhan YME dengan sebaik-baiknya.

Berbagai upaya antara lain menjaga siklus air, mengendalikan pencemaran udara, pemanfaatan panas bumi, serta menikmati keindahan alam untuk obyek wisata. Semuanya tersedia dalam jumlah melimpah di alam namun dapat habis bahkan hilang jika kondisi alamnya rusak atau terganggu.

Sebagai contoh, air yang dihasilkan dari proses siklus hidrologi di alam sangat tergantung dari keberadaan ekosistem hutan.Manusia dan alam adalah satu, tidak bisa dipisahkan dari alam.

Oleh karena itu terhadap alam, manusia harus jujur mempersepsikan dan memperlakukannya, juga harus menjaga dari berbagai ancaman, harus mengelola dengan prinsip perlindungan. Kemudian untuk menata bersama sekarang adalah kembalikan fungsi alam hutan, lakukan tata kelola hutan yang seharusnya.

Begitupun, rakyat harus pulihkan sungai-sungai dari pencemaran yang sudah cukup berat.Dan banyak lagi kondisi lingkungan yang harus diberikan perlakuan dengan corrective action.

Caranya dengan satu nafaskan antara perlindungan dan pengelolaan serta jangan dikotomikan investasi dan lingkungan.Rusaknya ekosistem hutan atau berkurangnya pepohonan akan mengubah siklus yang terjadi dan berdampak kepada menurunnya jumlah ketersediaan air baik di permukaan maupun di dalam tanah.

Demikian halnya dengan wisata alam, fenomena dan keindahan alam yang merupakan hasil proses alam itu akan hilang jika ekosistem terganggu.

Masih menurut Alex, inti dari pidato Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Dr Ir Siti Nurbaya Bakar M.Sc dapat disimpulkan mencintai alam harus adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga alam.

“Ayo mari kita jaga alam kita, menyatu dengan alam, kita harus memperlakukan alam dengan baik, jangan hanya mengambil tetapi juga mengembalikan, kalau kita mengambil sumber air bersih, harus diperhatikan supaya ketersediaan air ini tidak berkurang . Nah ini usaha-usaha yang harus kita lakukan, dan ini tidak main-main,” ajaknya.(rel)

Pos terkait