Jakarta.Newshanter.com – Ribuan warga memenuhi tempat parki Masjid Keramat Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (20/04/2016). Mereka k menghadiri Rapat Akbar Masyarakat Jakarta terkait rencana penggusuran yang akan dilakukan Pemprov DKI awal Mei 2016 nanti.
Hadir Balongub DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra yang juga kuasa hukum warga Luar Batang. Salain itu ada Ratna Sarumpaet, Ustadz Bachtiar Natsir, Jenderal Purn Joko Santoso, Habib dan pimpinan ormas,
Dalam acara tersebut, perwakilan warga sekaligus Sekretaris Masjid keramat Luar Batang, Daeng Mansur Amin, menantang Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur membongkar kawasan Luar Batang. Dia juga menolak kezaliman yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta dan menolak penggusuran dan penertiban terhadap warga.
“Kezoliman yang dilakukan Gubernur dalam penggusuran kampung di Jakarta sudah keterlaluan. Makanya kami tantang Ahok kalau berani jangan SP, tapi surat keputusan, keluarkan surat keputusan, kalau berani,” ujar Daeng Mansur Amin.
Bahkan dia bersama warga melawan Ahok jika Pemprov DKI berani membongkar tahap dua di kawasan Luar Batang. “Sejengkalpun kami tidak akan mundur dan kami siap memperjuangkan hak konstitusi kami,”tegasnya.
Menurutnya kami sebagai rakyat pemilik negeri ini merasa hak hidup kami terusik oleh kaum kapitalis. Sebab penggusuran dilakukan dinilai dengan tidak manusiawi, bahkan pembongkaran ini juga sebagai bentuk penjajahan diatas bumi ibu pertiwi khususnya bagi penduduk Luar Batang dan nelayan. Ini juga sangat bertentangan dengan Pancasila UUD 1945.
“Kami warga negara Indonesia, sangat prihatin atas tindakan pemerintah daerah yg mengalihkan hak atas kekayaan bangsa dan negara kami kepada sekelompok kaum kapitalis tanpa mengindahkan kehidupan berbangsa, tanpa memikirkan nasib rakyat kecil dan tanpa mengindahkan kerusakan alam, tanpa mengingatkan akan sejarah situs budaya yg tlah terbangun selama 300 tahun,”teranganya.
Daeng Mansur Amin, juga menambahkan, pemerintah pusat terlambat mengambil sikap atas reklamasi tersebut,. Namun, setelah rakyat bergerak menolak reklamasi dan setelah timbul kasus suap anggota DPRD DKI pemerintah baru bergerak.
SEmentta itu Kuasa hukum warga Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara, Yusril Ihza Mehendra, dalam sambutanya menantang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk berdialog dengan warga soal penggusuran wilayah tersebut. Bahkan, mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) ini telah mengirim surat kepada orang nomor satu di DKI Jakarta itu.
“Saya sudah mengirim surat ke Ahok untuk berdialog ke sini (Luar Batang). Saya mengajak gubernur DKI (berdialog). Kami tantang, apakah dia (Ahok) berani datang ke sini atau tidak,” kata Yusril di atas panggung Rapat Akbar Masyarakat Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Pada saat kampanye Pilgub DKI 2012 lalu, kata Yusril, Joko Widodo (Jokowi) membuat kontrak politik, yang isinya tidak akan melakukan penggusuran di Kampung Luar Batang. Namun, Jokowi yang berpasangan dengan Ahok berjanji akan menata Jakarta secara manusiawi.
“Ketika pak Ahok banyak menggusur tapi sampai hari ini kita tidak mendengar komentar dari Pak Jokowi. Yang terdengar malah penghentian reklamasi untuk sementara. Kalau sementara berarti akan ada (Penggusuran lagi). Kami melakukan perlawanan bukan mau anarkis, SARA, tidak kami membela hak yang dijamin konstitusi kami,” tuturnya.
Yusril menegaskan akan melawan kezaliman Ahok dengan cara yang baik. Bahkan, mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) ini akan mengikuti cara yang diinginkan Ahok.
“Kami tidak menggunakan cara anarkis. Pak Ahok bilang kalau mau menghadapi rakyat harus pakai jalur hukum. Saya bilang pasti, kami pasti akan melalui jalur hukum,” tandasnya
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta telah menunda penggusuran tahap kedua terhadap bangunan yang masuk kawasan jalur hijau di kawasan Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Penundaan dilakukan sampai menunggu rumah susun bagi warga sudah siap. (PK)
