Medan -Newshanter.com Sonya Depari, siswi SMA Methodist Medan yang menolak ditilang dan mengaku sebagai anak dari Deputi Penindakan BNN Arman Depari, kini boleh merasa lega. Karena Polresta Medan menghentikan kasusnya.
Kapolresta Medan Komisaris Besar Mardiaz Kusin Dwihananto mengatakan, pihaknya tidak akan memperpanjang kasus Sonya Depari, karena berempati kepada keluarganya.
“Kita berempati pada keluarga Sonya, karena Ayahandanya Makmur Sembiring Depari meninggal dunia tadi pagi karena stroke. Kami ikut berbelasungkawa,” ujar Mardiaz kepada Liputan6.com, Kamis (7/4/2016).
Mardiaz menuturkan, awalnya Polresta Medan akan memanggil orangtua Sonya sekaligus pihak sekolah, untuk membicarakan kasus ini.”Ya tadinya nanti setelah di interogasi kita lakukan akan diketahui langkah-langkah selanjutnya. Tapi karena orang tuanya meninggal jadi kita urungkan,” ujar Mardiaz.
Mardiaz juga mengatakan bahwa, kasus pencatutan nama yang terjadi seperti ini sebenarnya tidak bermasalah bagi Polisi, karena publik akan menilai sendiri. Ya harapannya hal ini tidak terjadi lagi.
“Kita juga mengimbau kepada seluruh pelajar untuk tidak melakukan kegiatan yang menyimpang dalam merayakan berakhirnya pendidikan di bangku SMA dengan aksi konvoi tanpa memperhatikan tertib lalu lintas dan aksi coret yang dapat membahayakan masyarakat umum,” tutup Mardiaz.
ayahanda siswi SMA Methodist itu meninggal dunia di RSU Mitra Sejati. Menurut keterangana di rumah sakit, sebelum meninggal bapak Makmur Depari di rawat di ruang ICU. Ia masuk ke rumah sakit tadi pagi. Saat ini sudah dibawa ke rumah duka oleh keluarga,” kata Wakil Direktur Pelayanan Medis RSU Mitra Sejati dr. Marolop J Butarbutar saat ditemui wartawan malam ini di RSU Mitra Sejati, Kamis (7/4/2016).
Sonya Depari ditilang pihak kepolisian karena dianggap tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Ia dengan sengaja memasukkan penumpang ke dalam mobil sedan ia yang digunakan lebih dari kapasitas seharusnya.
Ketika ditilang, Sonya Depari eyang mengaku anak Irjen Arman Depari mengancam sang polwan bila berani menilangnya. Arman Depari sendiri adalah mantan Kapolda Riau yang kini bertugas sebagai Deputi Bidang Pemberantasan di BNN.
Bahkan, yang mengejutkan, Arman Depari membantah Sonya adalah anaknya. Ia mengaku tak memiliki anak perempuan. Ia hanya memiliki tiga orang anak yang semuanya berada di Jakarta, bukan di Medan.
Irjen Arman Depari Minta Maaf Kepada Kapolri
Irjen Arman Depari, Deputi Penindakan BNN, meminta maaf ke Polri dan masyarakat. Permintaan maaf ini disampaikan atas apa yang dilakukan Sonya Depari, siswi SMA yang saat ditertibkan Polantas Medan mengaku anak jenderal.
Arman telah mengecek video tentang Sonya yang tersebar, dan setelah dicek memang gadis itu keluarganya.
“Memang setelah saya dapat informasi, saya tegaskan bahwa saya nggak punya anak perempuan, anak saya laki-laki. Dan setelah saya mendapat video kiriman lagi, baru saya tanya kepada keluarga bahwa memang betul, setelah itu kemudian ditegaskan bahwa itu memang keluarga besar saya, anak dari saudara saya,” jelas Irjen Arman, Kamis (7/4/2016).
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (6/04/2016). Saat itu Sonya dan teman-temannya konvoi usai UN SMA. Polantas dengan ramah meminta mereka berhenti dan menasihati agar tertib berlalu lintas. Tapi seperti dilihat di video yang tersebar, ucapan Sonya meninggi dan menyebut dia adalah anak jenderal ke polwan Ipda Perida.
“Memang banyak yang bertanya ke saya tindakan apa yang saya ambil. Nah, saya melihat ini memang ada sesuatu yang salah. Kemudian saya juga melihat bahwa ini mungkin karena dia mau jadi pahlawan di antara teman-temannya mungkin begitu ya. Kalaupun saya harus marah apakah saya harus gampari? Atau dengan anak-anak seperti ini apakah harus saya laporin polisi untuk dipenjara?” jelas Arman yang juga pernah menjabat sebagai Kapolda Kepri ini.
“Makanya saya lebih baik mengambil sikap, saya meminta maaf terutama kepada Polri bahwa apa yang telah dilakukan keluarga saya ini memang sungguh tidak tarpuji. Saya juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan saya kepada petugas polisi yang kemarin bertugas dan berhubungan langsung dengan yang bersangkutan, saya melihat tindakan mereka cukup profesional dan sangat mengayomi. Oleh karena itu, saya dari keluarga menyampaikan permohonan maaf saya, saya kita itu,” tutup Arman.(L6/DTC)





