Padang. Newshanter.com – Sebanyak 327 Kepala Keluarga (KK) perantau Minang di Wamena, Kabupaten Jayawijaya berharap bisa dipulangkan ke kampung halaman karena sudah tidak memiliki usaha dan harta benda di Papua.
“327 KK ini sekitar 900-an orang. Semua sekarang menyelamatkan diri di tenda pengungsian dan berharap untuk bisa pulang ke kampung halaman,” kata Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua, Zulhendri Sikumbang dihubungi Antara di Padang, Kamis (27/09/2019).
Ia mengatakan usai peristiwa kerusuhan para perantau sudah tidak punya tempat untuk ditinggali, padahal mereka memiliki istri dan anak yang masih kecil-kecil.
Selain pendidikan anak yang terlantar, hidup di tenda pengungsian sangat berat bagi bayi dan balita. Karena itu mereka sangat berharap bisa pulang ke kampung halaman bertemu dengan sanak keluarga, tambahnya.
Zulhendri menyatakan pihaknya sudah mencoba berkoordinasi dengan Pemprov Sumbar, namun karena jumlah perantau yang sangat banyak dan butuh dana sangat besar untuk kembali ke Padang.
Meski demikian ia berharap warga Minang di kampung halaman bisa ikut membantu agar seluruh perantau di Wamena bisa diungsikan ke kampung halaman.
Pemrop Sumbar Berkoornasi
Untuk memulangkan ratusan perantau Minang yang ada di Wamena ke sumbar Pemerintah Sumbar tengah berkoornasi dengan pemerintah setepan dan lainya.
Seperti dilansir Mimbar Sumbar.id Warga Sumatera Barat yang berada di Wamena, ternyata memiliki cara sendiri untuk mengamankan diri dari serangan. Mereka, menggunakan lonceng sebagai penanda apabila terjadinya serangan secara mendadak.
“Saat ini mereka berjaga-jaga. Kalau ada serangan, mereka membunyikan lonceng. Kalau lonceng itu berbunyi, semua masyarakat yang laki-laki turun semua. Jadi mereka semua menghadang jika ada serangan dari luar. Itu informasi yang kita terima,”kata Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, Kamis 26 September 2019.
Saat ini kata Nasrul Abit, terdapat sekitar 400 warga Sumatera Barat yang minta dipulangkan ke kampung halaman, menyusul kondisi yang masih belum kondusif. Mereka, mengungsi dibeberapa titik seperti di Kodim dan Polres setempat.
Menurut Nasrul Abit, untuk memulangkan seluruh warga Sumbar yang ada di Wamena itu, bukanlah perkara mudah. Selain kondisi yang belum kondusif, biaya kepulangan mereka juga terbilang cukup besar. Namun demikian, Pemerintah Provinsi dan Pemkab Pesisir Selatan, tengah berupaya keras mencari jalan agar mereka yang ingin pulang, dapat difasilitasi.
“Sampai hari ini, mereka yang sudah mendaftar di Kodim itu sebanyak 400 orang. Mereka ingin pulang. Nah ini tentu tidak mudah bagi kita. Kita perlu komunikasi dulu, nanti saya lapor ke Gubernur, kita rapat dulu, dan juga koordinasikan dengan pemerintah Pesisir Selatan. Yang jelas, nanti kita ambil langkah-langkah untuk memulangkan mereka, jika mereka memang tidak aman disana,”ujar Nasrul Abit.
Nasrul Abit menghimbau kepada masyarakat Sumatera Barat yang masih berada di wamena, untuk tetap waspada dan mencari tempat-tempat yang lebih aman. Pemerintah Provinsi kata Nasrul, sampai saat ini masih terus berkomunikasi dengan pihak terkait untuk mengetahui situasi terbaru dan mencari jalan agar mereka yang ingin pulang dapat difasilitasi.
“Kita himbau agar tetap waspada. Cari tempat yang lebih aman. Kita terus berkomunikasi dengan pihak terkait. Kita cari solusi agar mereka dapat dipulangkan,”tutup Nasrul Abit.(*)