Helmi Afri

Masa Kejayaan Kehidupan Berteater di Sumatera Selatan

Masa Kejayaan Kehidupan Berteater di Sumatera Selatan

OLEH: HELMI APRI.HZ

Palembang khususnya dan Sumatera Selatan umumnya, pernah mengalami masa kejayaan kehidupan berteater. Semula di awali dengan munculnya kelompok-kelompok teater yang terdiri dari para seniman, para pelajar sekolah menengah atas hingga terbentuknya Badan Koordinasi Teater Sumsel (BKTS), yang penulis gagas bersama-sama sejumlah tokoh seniman dan tokoh pers. Kejayaan itu terjadi dikarenakan adanya kepemimpinan daerah seperti walikota, bupati dan gubernur yang memiliki kepedulian yang cukup terhadap dunia berkesenian, khususnya teater. Lewat edisi media ini, Redaksi membuka rekaman kejayaan itu lewat tulisan Helmi Apri Hz.

Teater (bahasa Inggris: theater atau theatre, bahasa Perancis théâtre, kata teater sendiri berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti “tempat untuk menonton”).

Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti).

Proses penjadian drama ke teater disebut proses teater atau disingkat ber teater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

Sementara Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.Dalam bahasa Belanda, drama ada lah toneel, yang kemudian oleh PKG Mang kunegara VII dibuat istilah Sandiwara.

Tokoh dan Penggiat Teater
Indonesia memiliki sejumlah tokoh-tokoh teater nasional. antara lain Ari Batubara, Teguh Karya, Ws. Rendra, Wisran Hadi, George Kamarullah, Jose Rizal, Arifin C Nor, Ratna Rantiarno, Putu Wijaya, Remy Silado dan sejumlah lainnya.

Tokoh teater maksudnya sosok yang seluruh hidupnya menekuni profesinya sebagai teaterwan, berkarya dengan mengembangkan perteateran di Indonesia.

Di Sumatera Selatan sejumlah na ma yang mberkiprah dan bergerak me ngembangkan perteateran, tercatat nama Nurhasan R, Almarhum Zawawi Murni (Oeduanya lulusan Adrafi- Akademi Drama dan Film). Syukri Muchlisin, Syahril Fauzi. Sulaiman Ansori, Ibrahim As, Robin Suryawijaya (alm), Asriel Osman Chaniago, Totom Dai Permana, Koko Bae, penulis sendiri (Helmi Apri.Hz) dam sejumlah nama lainnya.

Tetater Menuju Tahun 80

Dibawah tahun 1980 kehidupan Seni Teater di Palembang Sumatera Selatan, ditandai dengan keberadaan sejumlah kelompk teater. Antara lain Tea ter SUBUH Pimpinan Nurhasan R, Teater ASBA (Arena Seni Budaya Artis) pimpinan Helmi Apri Hz, Teater Kembara Pimpinan Asriel Oexman Chaniago, Teater 707 Pimpin Toton Dai Permana. Teater Hang Tuah Pimpinan Hery Wijaya.Serta sejumlah Teater lainnya, seperti Teater Sriwijaya, Teater Taman Siswa, Teater PGAN Pa lembang serta sejumlah teater lainnya.

Dibawa koordinasi Nurhasan R, Sumatera Selatan mengirim tim Teater yang didukung sejumlah pekerja teater Sumsel pada Pekan Teater Enam Kota DI Jakarta. Beberapa bulan setelah itu, Helmi Apri Hz dengan Teater ASBA nya melaksanakan pertunjukan Teater berjudul KIAYI TOMBAK ALAM di Sport Hall (GOR Sriwijaya) Palembang (Sekarang gedung itu sudah berubah fungsi).

Saat pementasan dihadiri Walikota Palembang Drs. H. Dahlan HY dan To koh Pers Sumsel yang juga penggerak teater dan Film Drs. H. Ismail Djalili. Kehadiran Walikota Dahlan HY me rupakan isyarat, bahwa pemerintah me miliki kepedulian terhadap para seniman teater serta karya karya pentasnya

Teater ASBA juga mengadakan Pentas bersama Teater Lampung Pimpinan BM Gutomo (Lulusan Asdrafi) dan Teater dibawah Pimpinan Drs. H. Zainal Abidin Hanid di Gedung Balai Prajurit Palembang.Dari permrntasan ini lahir aktris dan aktor terbaik.

Setelah itu, Asriel Oesman Chaniago dengan Teater Kembara nya, menggelar pementasan yang melibatkan sejumlah pemeran dari teater-teater yang ada.Tidak berhenti sampai disitu, Syahril Fauzi dengan Teater SMA Negeri I Palembang melaksanakan Pementasan Teater di Kota Bengkulu.

Selain pementasan besar, kegiatan rutin kelompok-kelompok teater yang hidup di Palembang ini yakni berkarya lewat TVRI Palembang.Seperti halnya Teater ASBA beberapa kali menampilkan drama televisi lewat TVRI Palembang.
Penayangan drama TV oleh kelom pok Teater yang ada di Palembang, mendapat antusias yang tinggi publik, yakni masyarakat Sumatera Selatan.Dimana saat itu, TVRI Palembang ma sih menjadi satu satunya televisi yang bisa dinikmati masyarakat.

Tahun Kejayaan Teater

Perhatian Pemerintah di Sumatera Selatan terhadap dunia kesenian, sa ngat tergantung pada sosok pemimpin nya saat itu.Dibawah kepemimpinan Walikota Palembang H. Dahlan HY (1978-1983) yang kemudian berganti dengan Walikota H. Cholil Aziz SH dua periode, s. Sofyan (Kabag Kesra) dan Drs.Hasan Ibarhim (Kadinas P dan K) serta Gubernur Sumsel dibawah ke Pemipinan H. Sainan Sagiman, (1978-1983/1983-1988) menjadi tahun tahun berkembang, bangkit dan jayanya kehidupan teater di Sumatera Selatan.

Keberadaan Badan Koordinasi Tea ter Sumatera Selatan (BKTS), yang berdiri tahun 1980 ditahun kedua kepe mimpinan Walikota Dahlan Hy dan di tahun kedua kepemimpin Gubernur Sainan Sagiman periode pertama, Menjadi pemicu, berkembang dan jayanya kehidupan Teater di Sumatera Selatan.

Badan Koordinasi Teater Sumsel (BKTS) yang digagas dan didirikan oleh penulis (Helmi Apri Hz), bersama sama alm Zawawi Murni, Almarhum RH. Erica Tannawi Hjz, Alm Robin Suryawijaya, menjadi penggerak perkembangan perteateran di Palembang.Bukan hanya kehidupan Teater di Palembang, tapi juga kehidupan teater di Kota Kabupa ten/Kota Se Sumatera Selatan.

Langkah dan gerak BKTS dalam memajukan per teateran di Sumsel, mendapat dukungan penuh dari Badan Koordinasi Kesenian Nasional Indonesia (BKKNI) Sumsel pimpinan Ny. L. Irsyan P Radjamin.

Kompetisi Antar Teater

Salah satu kegiatan rutin yang dise lenggarakan BKTS dalam pembinaan group group Teater yang ada di Kota Palembang dan dan Kabupaten/kota lain di Sumsel adalah dengan penye lenggaraan Festival Teater.
Sepertinya dibidang olahraga, kegiat an yang mewarnai persepakabolaan Indonesia adalah dengan dilaksana- kannya, kompetisi antar liga atau club oleh Induk Organisasi Persepak Bolaan PSSI. Demikian pula halnya BKTS menyelenggarakan Pestifal Teater setiap tahun dimulai dari tingkat kabupaten kota hingga tingkat Provinsi.
Festival Teater pertama dilaksanakan BKTS yakni Festival Teater Sekota Pa lembang di Gedung Veteran Jalan Raja wali Palembang.

Menjelang berlangsungnya Festival dilakukan Pawai dengan kendaraan di Kota Palembang diikuti oleh Seluruh Group Teater yang ikut terlibat.Ikut dalam pawai sepanjang 2 Kilo meter itu Trophy Bergilir Walikota Palembang (H. Dahlan Hy).

Dalam Festival Teater yang berlang sung panitia sempat menghentikan Pa gelaran Teater yang dipimpin Koko Bae. Panitia Festival saat itu menilai pagelar an yang dipentaskan KOKO Bae menonjolkan ekstrim kiri. Penghentian itu mendapat perlawanan dan protes keras namun bisa diredam saat Walikota Dahlan HY atas permintaan panitia da tang ketempat festival berikut aparat keamanan. Sungguh dunia perteateran saat itu mendapat tempat terhormat dibawah pimpinan Dahlan Hy selaku Walikota Palembang.

Kegiatan Festival Teater ditahun tahun berikutnya, terus berlangsung se marak.Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memberikan anggaran untuk BKTS sebesar Rp500 juta masuk dalam APBD Provinsi.Untuk Festival tingkat Provinsi diperebutkan Trophy bergilir Gubernur Sumatera Selatan (Semasa Sainan Sagiman yang memimpin Sumsel dua periode).

Festival Teater Tingkat Provinsi bebe rapa kali dilaksanakan di Palembang dan diikuti sejumlah Kabupaten seperti Kabupaten Oku (dibawah Pimpinan Ibnu Hajar dan Z. Kusni Kirana – Pejabat Pemda Oku). Juga diikuti Pemkot Prabu mulih, Pemkab Lahat, Musi Banyuasin , Ogan Komering Ilir dan lainnya.
Sejumlah Kabupaten juga pernah menjadi tuan rumah Festival Teater Sesumsel, antara lain Pemkab OKI, Pemkab Lahat, Pemkab Oku dan Pem kab Musi Rawas.

Salah satu naskah teater karya Hel mi Apri HZ berjudul Hutan Karet Di Desa Gugusan menjadi naskah tunggal Festival Teater Se Kotamadya Palem bang dan Festifal Teater Se-Sumsel di Baturaja Oku.

Melahirkan yang Terbaik

Adanya pembinaan group teater melalui festival yang diselenggarakan BKTS, melahirkan group Tetater Terbaik, Pemeran terbaik, Sutradara terbaik dan terbaik lainnnya.
Dasar penilain para juri festival untuk mendapatkan acting yang baik tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak. Dialog yang baik ialah dialog yang terdengar (volume baik) Jelas (artikulasi baik), dimengerti (lafal benar). Penghayatan (sesuai dengan tuntutan/ jiwa peran yang ditentukan dalam naskah).
Gerak yang baik yakni gerak yang: Terlihat (blocking baik) Jelas (tidak raguragu, meyakinkan). Dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan). Menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)

Improvisasi dalam keaktoran ialah melakukan sesuatu tanpa persiapan.Biasanya terjadi secara serta merta karena di dukung oleh kondisi dan keadaan.Improvisasi bersifat spontan dan refleks.Biasanya dilakukan untuk mencairkan suasana, menutupi kesa lahan, atau sebagai pengisi waktu jeda.

Meski secara pengertian, definisi improvisasi dalam kehidupan dan dalam kesenian hampir sama, namun ada sedikit beda dalam hal yang di lakukan. Improvisasi membutuhkan spontanitas, kreatifitas, daya cipta, daya khayal serta kepiawaian dalam menguasai keadaan.Tapi tidak selamanya improvisasi berhasil menghadirkan hal-hal positif.Terkadang ada improvisasi yang gagal, di mana bukannya memperbaiki situasi malah memperkeruh suasana. Terlalu banyak melakukan improvisasi juga akan terkesan over acting.

Unsur-Unsur yang terangkat dalam setiap pementasan Teater, adalah Pemeran orang yang memerankan tokoh tertentu. Ada tiga jenis pemain, yaitu peran utama, peran pembantu dan peran tambahan atau figuran.
Dalam film atau sinetron, pemain biasanya disebut Aktris untuk perem puan, dan Aktor untuk laki-laki.
Sutradara adalah seseorang yang me mimpin jalanya sebuah produksi, dari pra produksi sampai pascaproduksi. Baik dari segi kreatif maupun teknis, dengan menggunakan sistem single kamera maupun multi kamera, di dalam ruangan atau di luar ruangan.

Properti merupakan sebuah per leng kapan yang diperlukan dalam pemen tasan teater. Contohnya kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, dan lain lain.lPenataan Seluruh pekerja yang terkait dengan pementasan teater, antara lain:

Tata Rias adalah cara mendadandani pemain dalam memerankan tokoh teater agar lebih meyakinkan atau lebih menonjolkan karakter tokoh teater tersebut. Tata Busana adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang menghendaki.Contohnya pakaian sekolah berbeda dengan pakaian harian.

Tata Lampu adalah pencahayaan dipanggung dan Tata Suara pengaturan pengeras suara.
Berdasarkan hal hal itu, lewat Festi val yang diselenggarakan BKTS telah melahirkan Group Teater terbaik di Su matera Selatan. Dua terbaik diantara nya Teater Kembara dan Teater ASBA.

Dari festival itu juga lahir aktor dan aktri terbaik. Penata Suara terbaik. Penata Busana Terbaik. Penata Cahaya terbaik.Sutradara terbaik.Penulis terbaik dan sejumlah terbaik lainnya.

Pada saat itu, tempat pementasan yang dimiliki Sumatera Selatan, adalah Balai Pertemuan Palembang.Lalu Gedung Taman Budaya (saat ini sudah menjadi pertokoan besar) serta Gedung Legiun Veteran RI Jalan Rajawali dima sa-masa kepemimpinan LVRI Sumsel Kol.Purn Yahya Bahar dan Balai Prajurit Palembang.

Berkat perjuangannya mengembang kan dan membina perkembangan Teater di Sumatera Selatan, penulis bersama Almarhum Zawawi Murni di anugerahi Peniti Emas yang diserahkan Sekretaris BKTS saat itu Helma Haris kepada Ny. L. Irsyan Radjamin untuk disematkan kepada penulis dan Almarhum Zawawi Murni

Sekarang banyak yang mengungkap kan keinginannya untuk merasakan ke hidupan berteater seperti dulu. Penulis agak risih. Masalahnya kita tidak punya tokoh teater yang sepanjang hidupnya dipersembahkan untuk memajukan perteateran di Sumsel. Dan pemimpin tak lagi banyak yang peduli pada Seni Teater.

“Kita boleh mati tapi seni tidak akan pernah mati, karena dia selalu hidup dalam hati dan akan menjadi bagian dari sejarah”. (HELMI APRI. HZ)

Catatan : Tulisan ini juga dimuat di Majalah Hitam Putih Edisi Perdana Desember 2015

About ZP NHO

Selalu Siap dalam bentuk apapun

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

loading...




Komentar Terbaru

    x

    Berita Lain

    HIKKMA OI Dukung Ir H Mawardi & Drs Ratu Dewa untuk Sumsel

    Palembang, newshanter.com – Dalam sebuah acara Halal Bi Halal yang diadakan oleh Himpunan Keluarga ...